Kejahatan Siber Meningkat 15 Kali Lipat Selama Pandemi

Kamis, 13 Mei 2021 | 14:58 WIB
Kejahatan Siber Meningkat 15 Kali Lipat Selama Pandemi
Ilustrasi kejahatan siber [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan keamanan dunia maya Inggris mengungkapkan bahwa ada lebih banyak kejahatan siber yang dilakukan selama awal pandemi daripada gabungan tiga tahun sebelumnya.

Kejahatan siber tersebut mencakup peningkatan 15 kali lipat pesan berbahaya yang berkaitan dengan virus Corona (Covid-19) dan NHS, layanan kesehatan nasional Inggris.

Bank dan lembaga lain juga mengalami peningkatan jumlah kejahatan selama pandemi.

Menurut National Cyber Security Center (NCSC), terjadi lonjakan jumlah serangan phishing yang menggunakan branding NHS untuk menipu korban.

Baca Juga: Beredar Undangan Beta Far Cry 6 Palsu, Waspada Phising!

Ilutrasi virus corona. Di Indonesia, telah ditemukan varian baru Covid-19 asal Inggris. [Getty Images/BBC]
Ilustrasi virus corona. Varian baru Covid-19 asal Inggris. [Getty Images/BBC]

Ditambah dengan peluncuran vaksin Covid-19 digunakan sebagai iming-iming melalui email dan pesan teks untuk mengambil informasi pribadi orang lain.

Sekitar 43 aplikasi NHS Covid-19 palsu yang dihosting di luar toko aplikasi resmi juga ditemukan.

"Peningkatan besar dalam penipuan terkait Covid-19, toko vaksin palsu, toko APD palsu, menunjukkan bahwa penjahat tidak memiliki batasan penyalahgunaan," kata Dr Ian Levy, direktur teknis NCSC, seperti dikutip dari Independent pada Kamis (13/5/2021).

Menurut laporan, secara keseluruhan lebih dari 700.500 kampanye dihapus.

Masalah lain yang disorot adalah penipuan dukungan, yang secara palsu mengklaim didukung oleh selebriti seperti Sir Richard Branson dan Martin Lewis, serta menggunakan branding koran Inggris.

Baca Juga: Cara Menghidari Phising via Email di Facebook dan Instagram

Orang-orang yang sedang mencari pekerjaan juga diperingatkan untuk mewaspadai penipuan terkait pekerjaan. Hampir tiga dari empat pencari kerja melamar pekerjaan yang palsu selama pandemi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI