Suara.com - Misi pengambilan sampel asteroid Bennu bernama OSIRIS-REx kembali menuju Bumi pada 10 Mei, memulai perjalanan sejauh 2,3 miliar km dan pesawat luar angkasa itu akan mendaratkan kapsul berisi sampel di gurun Utah pada September 2023.
Kapsul tersebut penuh dengan sampel murni yang dikumpulkan OSIRIS-REx dari asteroid dekat Bumi pada Oktober 2020.
Misi senilai 800 juta dolar AS ini pertama kali diluncurkan pada September 2016 dan tiba di asteroid Bennu selebar 500 meter pada Desember 2018.
Penyelidik mempelajari batuan antariksa kaya karbon dari dekat untuk sementara waktu, dengan mengukurnya dan mencari tempat terbaik untuk mengambil sampel.
Baca Juga: Melintas Terlalu Dekat, Asteroid Seukuran Mobil Ini Hampir Tabrak Bumi
OSIRIS-REx melakukan pengambilan sampel pada 20 Oktober 2020, berhasil mengumpulkan sejumlah besar debu dan kerikil asteroid.
Awalnya, tim misi merencanakan untuk memperkirakan massa sampel dengan melakukan manuver berputar. Tetapi, karena mekanisme pengambilan sampel terlalu banyak, penutup kapsul tidak tertutup dengan benar sehingga manuver tersebut kemungkinan besar akan membuat sampel yang telah dikumpulkan bocor.
Oleh karena itu, OSIRIS-REx menyimpan sampel di dalam kapsul tanpa melakukan gerakan berputar. Akibatnya, para ahli tidak mengetahui secara pasti berapa banyak sampel yang telah dikumpulkan.
Meski begitu, tim misi memprediksi OSIRIS-REx setidaknya mengumpulkan 60 gram sampel, jumlah minimum yang ditargetkan.
Dilansir dari Space.com pada Rabu (12/5/2021), ini akan menjadi sampel kosmik terbesar yang dibawa ke Bumi oleh NASA sejak astronot Apollo membawa pulang batuan Bulan pada 1969 hingga 1972.
Baca Juga: NASA Rakit Pesawat Antariksa Baru Jelajahi Asteroid Senilai Rp 145,21 T
Alasan para ilmuwan berupaya membawa sampel asteroid Bennu kembali ke Bumi karena ingin mempelajarinya secara mendalam dan mencari petunjuk untuk menjawab beberapa misteri.
Para ahli meyakini bahwa Bennu adalah asteroid primitif dan kaya karbon yang berperan dalam memicu kehidupan di Bumi awal.
Selain itu, Bennu juga merupakan batuan antariksa berpotensi berbahaya bagi Bumi, sehingga misi OSIRIS-REx pun memiliki aplikasi pertahanan planet.
Misi ini akan membantu para peneliti lebih memahami bagaimana asteroid bergerak melalui ruang angkasa, menyempurnakan perkiraan lintasan bebatuan yang berpotensi mengancam Bumi.