NASA Deteksi Hujan Meteor Baru, Akan Muncul Pertama Kali Tahun Ini

Selasa, 11 Mei 2021 | 12:16 WIB
NASA Deteksi Hujan Meteor Baru, Akan Muncul Pertama Kali Tahun Ini
Hujan Meteor Parseid. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - NASA mendeteksi hujan meteor baru yang diberi nama Finlay-id dan akan muncul untuk pertama kalinya pada 2021.

Hujan meteor ini akan berlangsung sekitar 10 hari pada musim gugur ini.

"Itu membuatnya tidak hanya sebagai hujan meteor yang menarik, tetapi juga hujan meteor yang sangat sulit untuk diamati," kata Diego Janches, astrofisikawan di Goddard Space Flight Center NASA.

Janches mengatakan, hujan meteor tersebut akan berasal dari konstelasi Ara (Altar), tetapi titik dari mana meteor berasal masih belum jelas karena ini adalah fenomena baru.

Baca Juga: Puing Roket Jatuh, NASA Kritik China Lalai!

Prediksi menunjukkan bahwa Finlay-id dapat dimulai sekitar akhir September dan mencapai puncaknya pada 7 Oktober mendatang.

Hujan meteor Finlay-id sangat berbeda dengan hujan meteor lainnya yang pernah terjadi.

Komet 67P. [ESA]
Komet 67P. [ESA]

Saat Bumi mengelilingi Matahari, planet sesekali akan melalui puing-puing yang ditinggalkan oleh komet dan asteroid.

Partikel-partikel tersebut berinteraksi dengan atmosfer Bumi dan menghasilkan "bintang jatuh".

Puing-puing komet dan asteroid itu umumnya berada di tempat yang sama, memungkinkan Bumi melewatinya setiap tahun sekali.

Baca Juga: NASA Bagikan Audio Penerbangan Pertama Ingenuity di Mars

Itu mengapa hujan meteor besar seperti Perseids dan Geminids, adalah fenomena hujan meteor tahunan.

Namun, hujan meteor Finlay-id mungkin hanya terjadi satu kali dan jika itu terjadi beberapa kali, fenomena tersebut tidak akan terjadi setiap tahun.

Hujan meteor baru ini mendapatkan namanya dari Komet 15P/Finlay yang memiliki lebar sekitar 2 km.

Kemungkinan ada kantong debu tersembunyi dari Komet Finlay yang akan bertabrakan dengan Bumi bertahun-tahun dari sekarang, tetapi para astronom masih tidak yakin bagaimana itu bisa terjadi.

Gaya di tata surya memengaruhi perjalanan debu komet. Butiran kecil dari Komet Finlay diperlambat oleh angin Matahari dan jalurnya dipengaruhi oleh gravitasi Jupiter dan Matahari.

Ukuran kecil butiran membuatnya sangat rentan terhadap efek tersebut, menyebabkan bintik kecil dari Komet Finlay melayang ke jalur orbit Bumi.

Dilansir dari Space.com, Selasa (11/5/2021), para ilmuwan di NASA menggunakan informasi yang dimiliki untuk memprediksi, bagaimana awan debu akan berinteraksi dengan Bumi.

Logo NASA. [Shutterstock]
Logo NASA. [Shutterstock]

Salah satu tujuan besarnya adalah untuk menentukan bagaimana model ini dapat menginformasikan kehadiran meteor di masa depan.

Menurut Janches, hujan meteor Finlay-id ini akan sulit diamati karena sangat lambat. Kecepatan masuknya ke atmosfer Bumi diperkirakan 6,8 mil per detik.

Untuk melihat meteor Finlay-id, pengamat memerlukan instrumen yang mampu mendeteksi partikel berukuran butiran pasir saat memasuki atmosfer Bumi.

Pengamat juga harus berada di wilayah selatan. Beberapa pengamatan mungkin dapat dilakukan di Afrika Selatan atau Selandia Baru, namun Janches meyakini selatan Argentina adalah lokasi terbaik untuk pengamatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI