Suara.com - Microsoft mengakui bahwa penjualan konsol Xbox tidak membawa keuntungan bagi perusahaan. Padahal, konsol itu telah dijual Microsoft hampir dua dekade lamanya.
Hal ini disampaikan langsung oleh Vice President of Xbox Business Development, Lori Weight. Kesaksiannya dilontarkan saat ia menghadiri sidang perselisihan antara Epic Games dan Apple.
Saat ditanya oleh hakim apakah penjualan Xbox menguntungkan Microsoft, Wright mengaku bahwa konsol tersebut nyatanya tidak menguntungkan perusahaan, seperti dilaporkan Business Insider, Minggu (9/5/2021).
Dalam sidang tersebut, Microsoft sendiri memposisikan dirinya sebagai pendukung Epic Games. Sebab, mereka juga mengalami hal yang sama dengan Epic ketika melawan Apple.
Baca Juga: Discord Batal Dibeli Microsoft
Pertanyaan profitabilitas Xbox muncul karena persidangan ingin mengetahui bagaimana bisnis konsol Microsoft bekerja. Alih-alih menghasilkan uang dari konsol, ternyata Microsoft menghasilkan uang dari penjualan game melalui etalase digitalnya, dari layanan berlangganan seperti Xbox Game Pass hingga penjualan aksesoris seperti gamepad.
Microsoft, seperti pembuat konsol lainnya, mengambil bagian dari setiap penjualan di etalase digitalnya. Pemotongan itu biasanya sekitar 30 persen, yang telah menjadi standar di pasar distribusi video game.
Di sisi lain, Apple juga mengambil potongan serupa dari game yang dijual di App Store iOS mereka, yang merupakan bagian dari apa yang diperebutkan Epic dalam kasus pengadilannya melawan Apple.
Konsol Xbox terbaru Microsoft, Xbox Series S dan Xbox Series X, diluncurkan pada November 2020. Microsoft belum mengatakan berapa banyak dari masing-masing yang telah terjual, namun keduanya sulit ditemukan konsumen sejak pertama kali diluncurkan.
"Bisnis game adalah bisnis yang menguntungkan dan berkembang pesat bagi Microsoft," kata perwakilan Microsoft.
Baca Juga: Battlefield 6 Tidak Akan Bisa Dimainkan di PS4 atau Xbox one
"Bisnis game konsol secara tradisional merupakan model subsidi perangkat keras. Perusahaan game menjual konsol dengan kerugian untuk menarik pelanggan baru. Nantinya, keuntungan dihasilkan dari penjualan game dan langganan layanan online," tambahnya.
Sebagai informasi, perselisihan Epic Games dan Apple bermula ketika perusahaan mengajukan gugatan beberapa bulan lalu setelah game populer mereka, Fortnite, ditarik dari App Store Apple.
Apple mengatakan bahwa penarikan game tersebut dikarenakan Epic Games melanggar ketentuan perjanjian yang memungkinkan pengguna bisa langsung melakukan pembayaran dalam game, alih-alih membayar dari App Store.
Dalam gugatannya, Epic mengatakan bahwa App Store bertindak monopoli. Mereka juga berpendapat bahwa perangkat iPhone dan iPad sejatinya tidak berbeda dengan komputer.