Suara.com - April 2021 sebelumnya telah dihiasi oleh fenomena pendekatan Bulan dan Saturnus, Bulan dan Jupiter, waktu terbaik mengamati Omega-Cen, okultasi Mars, dan pink supermoon.
Mei 2021 pun tidak kalah dengan peristiwa menarik lainnya. Dilansir dari In The Sky, Senin (3/5/2021), berikut ini lima peristiwa langit yang akan terjadi pada Mei 2021:
1. Pendekatan Bulan dan Saturnus
Bulan dan Saturnus akan melakukan pendekatan pada 4 Mei mendatang dengan jarak masing-masing 4 derajat.
Baca Juga: Proses Terjadinya Gerhana Bulan dan Beberapa Macamnya
Pasangan ini akan terlihat mulai pukul 23:59 WIB dan mencapai ketinggian 76 derajat di atas ufuk tenggara sebelum menghilang saat Matahari terbit sekitar pukul 05:41 WIB.
Sementara itu, pendekatan puncak akan terjadi pukul 01:49 WIB dini hari.
Bulan dan Saturnus akan terletak di konstelasi Capricornus dan pada waktu yang bersamaan, keduanya juga akan berbagi kenaikan yang sama, yang disebut konjungsi.
2. Pendekatan Bulan dan Jupiter
Setelah melakukan pendekatan dengan Saturnus, Bulan juga akan tampak berdekatan dengan planet terbesar di tata surya pada 5 Mei.
Baca Juga: Jadwal Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari, 26 Mei 2021 Bakal Ada Ini
Keduanya akan berada pada jarak 4 derajat satu sama lain dan mulai terlihat pada pukul 00:57 WIB dini hari dengan ketinggian 68 derajat di atas ufuk timur.
Pasangan ini akan menghilang dari pandangan saat fajar sekitar pukul 05:41 WIB.
Bulan dan Jupiter akan terletak di konstelasi Aquarius. Nantinya, planet ini akan terlihat seperti bintang yang tidak berkelap-kelip dan lebih terang dibandingkan Saturnus.
Jika pengamat ingin melihat permukaan Jupiter dan empat bulan terbesarnya, pengamat dapat menggunakan bantuan teleskop.
3. Hujan meteor Eta-Akuarid
Hujan meteor Eta-Akuarid akan aktif mulai dari 19 April hingga 28 Mei, dengan puncaknya terjadi pada 6 Mei mendatang.
Selama periode ini, akan ada peluang untuk melihat meteor Eta-Akuarid di konstelasi Aquarius.
Hujan meteor tersebut tidak akan terlihat sebelum sekitar pukul 01:26 WIB dan akan tetap aktif sampai fajar menyingsing sekitar pukul 05:33 WIB.
Pengamat diperkirakan akan dapat melihat hujan meteor dengan sekitar 40 meteor per jam, namun jika diamati dalam keadaan langit gelap sempurna dan tidak ada polusi.
4. Sudut elongasi timur terjauh Merkurius
Merkurius akan mencapai jarak pemisahan terbesarnya dari Matahari pada 17 Mei.
Dengan kata lain, pengamat juga dapat melihat Merkurius lebih jelas karena planet itu akan berada setinggi 18 derajat dari cakrawala barat saat Matahari terbenam.
Merkurius akan memudar dengan cepat menjelang akhir penampakan saat menuju konjungsi inferior, ketika planet itu melewati antara Bumi dan Matahari.
Konjungsi inferior ini akan membelokkan sisi planet yang tidak diterangi ke arah Bumi sehingga tampak seperti bulan sabit tipis yang tidak bercahaya.
Karena Merkurius hanya dapat diamati saat senja, sangat sulit untuk menemukannya saat berada dalam fase tersebut sehingga lebih mudah untuk mengamatinya pada hari-hari sebelum planet itu mencapai titik tertinggi di langit.
5. Gerhana Bulan Total
Gerhana Bulan total akan terjadi pada 26 Mei mendatang di mana Bulan akan berada pada ketinggian 4 derajat di atas cakrawala.
Selama gerhana Bulan total, Bumi akan berada di antara Matahari dan Bulan, menghalangi cahaya Matahari mencapai Bulan.
Saat gerhana Bulan terjadi, Bulan akan memasuki bayang-bayang inti Bumi atau umbra Bumi.
Menurut Langit Selatan, gerhana Bulan total 26 Mei juga bertepatan dengan Bulan yang berada di perigee atau titik terdekat dengan Bumi.
Pada saat itu, Bulan akan mencapai jarak 357.311 km dari Bumi. Dengan kata lain, peristiwa ini juga dapat disebut supermoon di mana Bulan akan tampak lebih besar dari pandangan Bumi.
Karena berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi, kenampakan piringan Bulan menjadi lebih besar sekitar 14 persen dan 30 persen lebih terang.
Selain di Indonesia, gerhana Bulan total ini juga dapat dilihat di Australia, Amerika Serikat bagian barat, Amerika Selatan bagian barat, Asia Tenggara, dan Asia Timur.
Meski begitu, pengamat di Indonesia tidak dapat menyaksikan seluruh proses gerhana karena Bulan sudah memasuki gerhana ketika Bulan terbit di sore hari pada 26 Mei.
Pengamat di wilayah Indonesia timur bisa mengamati sebagian besar proses gerhana ketika Bulan baru memasuki gerhana penumbra. Sementara untuk wilayah Indonesia barat, Bulan terbit sudah dalam kondisi gerhana sebagian dan memasuki fase gerhana total.
Awal gerhana penumbral akan dimulai pukul 15:47 WIB / 16:47 WITA / 17:47 WIT.
Puncak gerhana Bulan total dapat disaksikan pada pukul 18:18 WIB / 19:18 WITA / 20:18 WIT.
Sementara itu fase akhir gerhana penumbral terjadi pada pukul 20:49 WIB / 21:49 WITA / 22:49 WIT.