Suara.com - Para ilmuwan menemukan mumi hamil pertama di dunia yang berasal dari abad pertama di Mesir.
Penemuan tersebut tidak terduga karena peti mati mumi awalnya menunjukkan bahwa jasad di dalamnya adalah seorang pendeta lelaki.
Mumi itu awalnya disumbangkan ke University of Warsaw di Polandia pada 1826.
Baru-baru ini, para arkeolog dari Warsaw Mummy Project melakukan analisis rinci tentang mumi tersebut saat mempelajari koleksi mumi hewan dan manusia di Warsaw National Museum.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Batu Mantel Bumi Kondisi Terbuka
Ternyata, hasil rontgen dan CT scan mumi mengungkapkan bahwa jasad di dalamnya adalah seorang perempuan dan itu tidak cocok dengan peti mati serta kotak karton yang dibuat untuk lelaki.
"Mumi itu jelas bukan jasad dari seorang pendeta bernama Hor-Djehuty dari Thebes kuno, yang namanya tertulis di peti mati tersebut," kata Wojciech Ejsmond, wakil direktur Warsaw Mummy Project, dikutip dari Live Science, Minggu (2/5/2021).
Mumi tersebut ternyata adalah jasad seorang perempuan yang meninggal ketika ia berusia antara 20 dan 30 tahun dan sedang hamil sekitar 6,5 sampai 7,5 bulan.
Menurut Ejsmond, ini adalah kasus pertama mumi hamil yang ditemukan. Sebelumnya, sudah ada kerangka ibu hamil yang ditemukan, tidak ada mumi dengan jaringan lunak yang diawetkan.
Pemindaian menunjukkan empat organ yang diawetkan, kemungkinan besar merupakan paru-paru, hati, perut dengan usus, dan jantung.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Planet Neraka, Temperaturnya Bisa Mencairkan Logam
Organ-organ tersebut diekstraksi, dibalsem, dan kemudian ditempatkan kembali ke dalam rongga perut mumi, yang merupakan praktik adat di Mesir kuno. Tetapi janin belum dikeluarkan dari rahim dengan cara yang sama.
Para peneliti belum menentukan jenis kelamin janin dan alasan mengapa janin tersebut ditinggalkan di dalam rahim.
Tim ahli berhipotesis kemungkinan janin tersebut dianggap sebagai bagian integral dari tubuh ibunya karena ia belum lahir ke dunia.
Bayi yang belum memiliki nama, mungkin tidak dianggap sebagai individu berbeda karena kepercayaan Mesir kuno menyatakan bahwa penamaan adalah bagian penting dari menjadi manusia.
Hipotesis lainnya adalah janin pada usia tersebut akan sulit diekstraksi karena ketebalan dan kekerasan rahim, sehingga orang yang membuat mumi tersebut mungkin tidak dapat mengeluarkan janin tanpa merusak tubuh ibunya atau janin.
Para arkeolog juga tidak yakin mengapa mumi ini berada di dalam peti mati untuk lelaki.
Namun, diperkirakan hingga 10 persen mumi ditemukan di peti mati yang "salah" akibat penggalian dan penjarahan ilegal.
Terlebih lagi, ditemukan kerusakan pada pembungkus di leher mumi, kemungkinan disebabkan oleh perampok yang mencuri beberapa jimat.
Para ilmuwan saat ini menjulukinya "Mysterious Lady of the National Museum in Warsaw" karena masih banyak yang belum diketahui tentangnya.
Tim ahli sekarang berencana menganalisis sampel kecil darah yang diawetkan di jaringan lunak mumi untuk mencoba mencari tahu penyebab kematiannya.