Suara.com - TikTok telah menunjuk warga Singapura Shou Zi Chew sebagai kepala eksekutif baru dari platform berbagi video populer itu.
Chew, yang meninggalkan Xiaomi untuk bergabung dengan TikTok, ByteDance, sebagai kepala keuangan bulan lalu, sekarang juga akan menjadi CEO TikTok.
“Kami akan terus membangun tim manajemen yang kuat dan mendalam saat menyiapkan panggung untuk fase berikutnya dari kesuksesan TikTok,” kata Chew, yang berbasis di Singapura.
Kepala sementara TikTok Vanessa Pappas, yang memimpin perusahaan untuk sementara setelah kepergian mendadak dari CEO-nya tahun lalu, Kevin Mayer, akan menjadi chief operating officer baru.
Baca Juga: Nyesek! Pesan Banyak Makanan Buat Bukber, Lama Menunggu Tak Ada yang Datang
Pengumuman itu digambarkan sebagai reorganisasi strategis untuk mengoptimalkan tim global TikTok dan mendukung pertumbuhan perusahaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Tim kepemimpinan Shou dan Vanessa menyiapkan panggung untuk pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Yiming Zhang, pendiri dan CEO ByteDance dilansir laman Channelnewsasia, Minggu (2/5/2021).
Menurutnya, Shou membawa pengetahuan yang mendalam tentang perusahaan dan industri, telah memimpin tim yang merupakan salah satu investor paling awal, dan telah bekerja di sektor teknologi selama satu dekade.
"Dia akan menambah kedalaman tim, dengan fokus pada berbagai bidang termasuk tata kelola perusahaan dan inisiatif bisnis jangka panjang," ujar dia.
Chew kuliah di London dan memiliki gelar MBA dari Harvard. Dari 2015 hingga 2020, ia menjabat sebagai kepala keuangan Xiaomi dan menjalankan bisnis internasionalnya selama setahun.
Baca Juga: Diajak Makan Mertua, Wanita ini Dikasih Menu 'Ekstrem': Ujian Rumah Tangga!
Langkah itu dilakukan setelah upaya pemerintahan mantan presiden Donald Trump melarang TikTok di Amerika Serikat atau memaksa penjualan ke entitas milik Amerika, atas klaim bahwa aplikasi tersebut dapat menimbulkan risiko keamanan nasional.
Setidaknya satu laporan mengatakan pemerintahan Biden telah meninggalkan upaya Trump, yang bertujuan menjual TikTok ke raksasa teknologi AS Oracle dan kekuatan ritel WalMart.
TikTok diyakini memiliki sekitar 1 miliar pengguna di seluruh dunia termasuk lebih dari 100 juta di Amerika Serikat dan sangat populer di kalangan pengguna smartphone muda.