Anak Sakit Virus Corona Dirawat di Rumah Sakit, Berisiko Kena Long Covid-19

Minggu, 02 Mei 2021 | 06:05 WIB
Anak Sakit Virus Corona Dirawat di Rumah Sakit, Berisiko Kena Long Covid-19
Ilustrasi virus corona anak. [Tauseef Mustafa/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anak-anak yang dirawat di rumah sakit akibat terinfeksi virus Corona (Covid-19), dapat berisiko mengalami gejala Covid-19 yang berkepanjangan (long Covid-19), seperti kelelahan dan kehilangan indra penciuman selama berbulan-bulan.

Studi terbaru para ahli melakukan wawancara dengan orang tua dari 518 anak yang dirawat dengan dugaan atau dikonfirmasi positif Covid-19 di ZA Bashlyaeva Children's Municipal Clinical Hospital, Moskow, antara April dan Agustus 2020.

Tim ahli menemukan, seperempat dari anak-anak tersebut mengalami gejala persisten beberapa bulan setelah kembali ke rumah, dengan hampir satu dari 10 anak mengalami keterlibatan multi-sistem.

Mulai dari sekitar tujuh hingga sembilan bulan setelah keluar dari rumah sakit, 24,3 persen pasien memiliki gejala yang persisten.

Baca Juga: Pasien Long Covid, Berisiko Alami Kematian Hingga 6 Bulan Pasca Infeksi

Di antaranya kelelahan (10,7 persen), gangguan tidur (6,9 persen), dan masalah sensorik (5,6 persen).

Orang tua dari beberapa anak juga melaporkan perubahan emosi dan perilaku pada setelah terinfeksi Covid-19.

ilustrasi anak demam. (Freepik/@prostooleh)
ilustrasi anak terkena Covid-19. (Freepik/@prostooleh)

Menurut tim ilmuwan yang terdiri dari ilmuwan di Inggris, Irlandia, Italia, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat, anak-anak di atas usia enam tahun tampaknya berisiko lebih besar mengalami gejala terus-menerus.

Namun, penelitian menemukan prevalensi sebagian besar gejala menurun dari waktu ke waktu.

Dilansir dari Independent, Minggu (2/5/2021), tercatat 15,8 persen melaporkan gejala kelelahan saat keluar dari rumah sakit dan gejala tersebut turun menjadi 11,1 persen setelah enam hingga tujuh bulan kemudian.

Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Varian Inggris Tidak Meningkatkan Keparahan Covid-19

Sementara kehilangan indra penciuman juga menurun dari 8,7 persen menjadi 5,4 persen dan perubahan indra perasa dari 5,6 persen menjadi 3,8 persen.

"Meskipun banyak anak mengalami gejala, seperti kelelahan, kehilangan indra perasa dan penciuman, masalah tidur dan pernapasan, rambut rontok hingga sakit kepala saat keluar dari rumah sakit, kami melihat penurunan yang stabil dalam prevalensi gejala dari waktu ke waktu," tulis para ahli.

Menurut para ilmuwan, usia anak secara signifikan dikaitkan dengan gejala yang berkepanjangan, di mana anak-anak di atas usia enam tahun berada pada risiko yang lebih tinggi.

University College London (UCL) juga akan mempelajari gejala long Covid-19 pada 3.000 anak berusia 11 hingga 17 tahun yang tidak dirawat di rumah sakit.

Penelitian tersebut akan menilai faktor risiko, prevalensi, dan berapa lama long Covid-19 bertahan.

Ini juga akan menetapkan diagnosis medis dan definisi operasional dari kondisi tersebut serta melihat bagaimana cara mengobatinya.

Awal bulan ini, Kantor Statistik Nasional (ONS) mengungkapkan lebih dari satu juta orang di Inggris masih menderita gejala long Covid-19.

Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

Ditemukan bahwa gejala tersebut memengaruhi kehidupan sehari-hari 674.000 orang, dengan hampir 200.000 orang melaporkan kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas normal menjadi terbatas.

Menurut tinjauan yang dilakukan National Institute for Health Research (NIHR), pada Maret juga menemukan efek jangka panjang dari infeksi Covid-19 lebih sering terjadi pada perempuan dan anak-anak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI