Suara.com - Mantan menteri riset dan teknologi, Bambang Brodjonegoro telah diangkat sebagai Komisaris Utama Bukalapak. Sementara tokoh perempuan Nahdlatul Ulama, Yenny Wahid ditunjuk sebagai komisaris di perusahaan rintisan tersebut.
Bukalapak, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (30/4/2021) menyebutkan bahwa hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) perusahaan sepakat mengangkat Bambang sebagai komisaris utama dan Yenni sebagai komisaris.
"Inovasi dan teknologi menjadi hal krusial yang harus diadopsi agar UMKM berkembang," kata Bambang menanggapi pengangkatannya sebagai Komisaris Utama Bukalapak.
Lebih lanjut Bambang berharap di Bukalapk ia bisa membantu perusahaan menciptakan akses pasar berbasis teknologi yang memberikan dampak yang lebih besar pada adopsi teknologi di UMKM serta inovasi yang mengarah pada transformasi digital dan penguatan UMKM.
Baca Juga: Profil Bambang Brodjonegoro, Mantan Menristek 2019-2021
Sementara Yenni Wahid mengungkapkan ia berharap bisa membantu Bukalapk untuk melahirkan lebih banyak peluang untuk membantu UMKM dan lebih luas lagi, mendukung pemulihan ekonomi nasional.
“Bukalapak telah menciptakan wadah pasar strategis bagi UMKM untuk terus berkembang seiring dengan kemajuan digital," kata Yenni.
Dalam siaran pers yang sama CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin membeberkan bahwa sepanjang 2020 perusahaan mencatat peningkatan 4 juta pelapak dan mitra Bukalapak.
Kini Bukalapak memiliki lebih dari 6,5 juta pelapak, 7 juta mitra Bukalapak, dan 100 juta pengguna yang 70 persen di antaranya didominasi oleh pengguna di luar kota besar.
"Ini menunjukkan peran digitalisasi Bukalapak tidak hanya berpusat di kota-kota besar, tetapi juga menjangkau seluruh daerah yang memiliki tantangan akses serta infrastruktur," pungkas Rachmat.
Baca Juga: Kena Reshuffle Jokowi, Bambang Brodjonegoro Balik ke Kampus UI