Suara.com - Huawei dilaporkan sedang mengalihkan bisnisnya ke bidang software seperti cloud hingga mobil pintar. Sebab, bisnis hardware mereka saat ini terus ditekan sanksi dari Amerika Serikat.
Hal ini diketahui dari beberapa bisnis Huawei yang diresmikan beberapa waktu belakangan.
Pekan lalu, produsen mobil Arcfox menghadirkan mobil yang diperkuat teknologi Huawei, termasuk sistem operasi HarmonyOS serta kemampuan mengemudi otonom.
Dikutip dari CNBC, Selasa (27/4/2021), Huawei memang tidak membuat mobil elektronik, namun mereka lebih fokus ke teknologi yang menggerakan kendaraan tersebut.
Baca Juga: Google Assistant Bisa Diaktifkan Tanpa Perlu Sebut 'Hey Google'
Setelahnya, Huawei kemudian menghadirkan beberapa produk cloud baru yang tampaknya akan bersaing dengan raksasa China lainnya, Alibaba.
"Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan proporsi dari bisnis software dan layanan kami dalam gabungan pemasukan total," jelas Huawei.
Sebagai informasi, peralihan bisnis ini muncul karena adanya sanksi AS terhadap Huawei yang menyebabkan bisnis smartphone mereka menurun drastis.
Raksasa China itu telah dimasukkan ke dalam daftar hitam, yang dikenal sebagai Daftar Entitas, pada 2019 yang berdampak pada terbatasnya akses ke teknologi AS.
Kemudian tahun lalu, AS juga memutuskan untuk menghentikan pasokan semikonduktor ke Huawei.
Neil Shah selaku Research Director di Counterpoint Research menyatakan, sanksi AS membuat Huawei menjadi kesulitan memperoleh komponen semikonduktor penting dan teknologi terkait dari AS.
Baca Juga: Google Kucurkan Dana Rp 261 Miliar untuk Atasi Covid-19 di India
Pada akhirnya, mereka kemudian mengalihkan bisnis ke software, cloud, dan layanan.
"Huawei menggandakan bisnisnya menjadi perusahaan software/cloud dan layanan. Dengan upaya ini, Huawei akan menjadi seperti Google," jelas Shah.