Penelitian Terbaru, Kucing Mati Tertular Covid-19 Pemiliknya

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 26 April 2021 | 05:30 WIB
Penelitian Terbaru, Kucing Mati Tertular Covid-19 Pemiliknya
Ilustrasi kucing (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penderita Covid-19 telah diberitahu untuk tidak memeluk hewan peliharaan saat sakit. Imbauan ini keluar, setelah kucing mati karena virus corona yang ditularkan dari pemiliknya.

Anak kucing itu mati pada usia empat bulan setelah mengalami kesulitan bernapas. Peneliti Universitas Glasgow mengatakan, SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid, ditemukan di paru-parunya.

Mereka percaya itu mungkin telah memicu pneumonia yang membunuhnya.

Kasus kedua penularan Covid-19 dari manusia ke kucing di Inggris juga diidentifikasi oleh tim yang melakukan skrining terhadap populasi kucing.

Baca Juga: Benarkah Pelihara Kucing Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Otak? Ini Faktanya!

Perempuan berusia enam tahun itu berasal dari rumah tangga lain di wilayah lain di Inggris, di mana pemiliknya dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut.

Kucing siam itu dibawa ke dokter hewan dengan hidung meler dan konjungtivitis. Dia sembuh total.

Kucing pakai masker. [Shutterstock]
Kucing pakai masker. [Shutterstock]

Ini menunjukkan kucing dapat menunjukkan gejala pernapasan ringan atau parah yang sama, setelah infeksi yang menyerang manusia.

Studi yang dipublikasikan di Veterinary Record, mengatakan saat ini tidak ada bukti penularan dari kucing ke manusia

Tetapi para ilmuwan mengatakan, hewan peliharaan berpotensi bertindak sebagai "reservoir virus" yang memungkinkan penularan terus menerus.

Baca Juga: Bikin Haru, Viral Video Penyelamatan Anak Kucing dari Saluran Kamar Mandi

“Ini adalah laporan pertama penularan SARS-CoV-2 dari manusia ke kucing di Inggris," ujar penulis utama Profesor Margaret Hosie dilansir laman Mirror, Senin (26/4/2021).

Menurutnya, meskipun pandemi yang sedang berlangsung didorong oleh penularan dari manusia ke manusia, kekhawatiran telah dikemukakan bahwa spesies lain mungkin memiliki potensi untuk berperan dengan menjadi reservoir baru bagi virus.

“Kucing sering berada sangat dekat dengan pemiliknya, menjilati tangan atau wajah mereka, terkadang tidur di atas atau di tempat tidur mereka," kata dia.

Kucing terinfeksi dengan cara yang sama seperti manusia, yakni dengan menghirup tetesan setelah orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Pada Juli lalu, Buddy, anjing gembala Jerman dari New York, meninggal setelah menjadi anjing pertama yang dites positif di AS. Ia juga menderita kanker dan membuat penyebab kematiannya tidak jelas.

Anjing pertama di dunia yang terkena virus corona adalah Pomeranian berusia 17 tahun. Itu juga meninggal setelah kembali ke rumah ke pemiliknya yang terinfeksi Covid-19.

Pemetaan DNA lengkap virus Covid-19 di Siam ditemukan sangat mirip dengan genom virus yang beredar pada manusia.

Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

Prof Lawrence Young, ahli virologi di Universitas Warwick, mengatakan bahwa meskipun tampaknya jarang terjadi, penelitian ini adalah bukti lebih lanjut bahwa pemilik yang terinfeksi dapat menginfeksi kucing mereka dengan SARS-CoV-2 dan kucing tersebut dapat menjadi bergejala.

"Meskipun masih belum ada bukti bahwa hewan peliharaan yang terinfeksi dapat menularkan infeksi ke manusia, para ilmuwan akan terus memantau infeksi SARS-CoV-2 pada berbagai spesies non-manusia," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI