Suara.com - Tikus yang terinfeksi Covid-19 bisa menjadi biang masalah besar berikutnya di tengah gelombang demi gelombang wabah virus corona di seluruh dunia, demikian dikatakan oleh pihak berwenang Inggris seperti dilansir dari The Telegraph, Jumat (23/4/2021).
Sebuah laporan terbaru dari Departemen Lingkungan Hidup, Makanan, dan Urusan Perkotaan Inggris (Defra) menunjukkan bahwa para pekerja pengolahan limbah dan pengendalian hama berisiko tinggi terinfeksi penyakit dari tikus, termasuk penyakit Covid-19 yang sedang mewabah.
Sementara sebuah studi terbaru di laboratorium menunjukkan bahwa tikus, sama seperti beberapa binatang lain seperti cerpelai, kucing, anjing, dan bahkan harimau, bisa terinfeksi Covid-19.
Meski demikian penting untuk dicamkan bahwa belum ada bukti bahwa binatang yang terinfeksi Covid-19 bisa menularkan penyakit itu kembali ke manusia.
Baca Juga: Mudik Lebaran 2021 Dilarang, Dishub Jabar Awasi Jalur Tikus
Tikus bisa terinfeksi Covid-19 dari saluran limbah atau sampah di perkotaan. Sebelumnya penelitian di beberapa negara, termasuk di Inggris dan Belanda, bahwa saluran limbah rumah tangga adalah salah satu tempat terbaik untuk mendeteksi adanya Covid-19 di lingkungan.
Sementara itu studi terbaru yang dirilis Sage menunjukkan bahwa setiap tahunnya ada setidaknya 50 orang yang terinfeksi penyakit dari tikus. Para ilmuwan di balik studi itu memperingatkan jika Covid-19 pada tikus bermutasi dan bisa melompat ke manusia, maka wabah Covid-19 bisa jadi tak akan terkendali dengan jumlah penularan sebanyak itu.
"Transmisi virus corona dari tikus ke manusia pada level ini cukup untuk memantik gelombang wabah baru pada populasi manusia yang memiliki tingkat imunitas rendah atau lebih parah jika (virus corona bermutasi) menghasilkan varian yang bisa mengakali imun tubuh," jelas para ilmuwan.
Binatang pengerat itu sendiri kini sudah menjadi masalah tersendiri di kota-kota besar. Di Inggris sendiri diperkirakan ada sekitar delapan juta ekor tikus. Sementara di Jakarta sudah tak terhitung jumlahnya.
Tikus, yang hidup dari sampah itu, tinggal dalam koloni, memiliki kecepatan berkembang biak yang luar biasa, dan telah hidup berdampingan dengan masyarakat perkotaan, baik di tempat kumuh maupun di gedung-gedung pencakar langit.
Baca Juga: 4 Fakta Mencengangkan Tentang Tikus yang Jarang Diketahui