Suara.com - Ingenuity, helikopter eksperimental milik badan antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil terbang di Mars, pada Senin (19/4/2021). Ia menjadi wahana buatan dan yang dikendalikan manusia dari Bumi pertama yang terbang di planet merah tersebut.
"Kita kini bisa bilang bahwa manusia telah berhasil menerbangkan pesawat berbaling-baling di planet lain," seru MiMi Aung, manajer proyek Ingenuity seperti dilansir dari Associated Press.
Kesuksesan Ingenuity ini dinilai setara dengan kesuksesan Wright Bersaudara - Orville dan Wilbur Wright - saat mereka pertama kali menciptakan pesawat terbang di Bumi pada 1903.
Penerbangan perdana Ingenuity itu sendiri disaksikan, direkam, dan hasil rekamannya dikirim ke Bumi oleh wahana penjelajah sekaligus peneliti, Perseverance yang berada sekitar 65 meter dari helikopter mini itu. Kedua wahana tersebut mendarat bareng di Mars pada Februari lalu.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Penampakan UFO Melonjak, dari 1.000 jadi 7.200 Laporan
Kepastian bahwa helikopter yang dikembangkan dengan dana senilai 85 juta dolar Amerika Serikat, atau sekitar Rp 1,2 miliar, bisa terbang diperoleh Aung bersama timnya setelah tiga jam setelah Ingenuity melayang di Mars, yang berjarak sekitar 287 juta kilometer dari Bumi.
Ingenuity dijadwalkan terbang perdana pada pekan lalu. Tetapi rencana itu batal karena adanya masalah pada software atau peranti lunak.
Setelah berhasil terbang pada Senin, Ingenuity juga mengirim foto hasil jepretan perdananya ke Bumi. Dalam foto itu terlihat permukaan atau tanah Mars, yang memantulkan bayangan helikopter tersebut.
NASA sendiri, dalam penerbangan perdana ini, menargetkan Ingenuity melayang selama 40 detik di ketinggian 3 meter, bergeser ke arah Perseverance, sebelum mendarat kembali di dekat tempat ia tinggal landas.
Agar bisa terbang, sepasangn baling-baling Ingenuity harus berputar dengan kecepatan 2.500 putaran per menit - lima kali lebih cepat ketimbang putaran baling-baling helikopter di Bumi.
Baca Juga: Perseverance Temukan Batu Hijau Misterius di Mars
Karena ketebalan atmosfer Mars hanya setara dengan 1 persen atmosfer Bumi, maka para insinyur NASA membuat Ingenuity sangat ringan dan putaran baling-balingnya sangat cepat agar ia bisa terbang.
Ingenuity dibangun setinggi 0,5 meter, memiliki empat kaki, dan sepasang baling-baling. Bodinya, yang seukuran kotak tisu, terdiri dari beberapa baterai, pemanas, dan sensor. Baling-balingnya terbuat dari serat karbon berisi busa. Setiap bilahnya memiliki panjang 1,2 meter.
Sebagai sumber tenaga, Ingenuity dibekali dengan panel surya untuk mengisi baterai. Sumber energi ini sangat penting bagi Ingenuity yang harus bertahan di tengah iklim Mars yang ekstrem, dengan suhu -90 derajat Celcius pada malam hari.
Rencananya Ingenuity akan menggelar uji terbang hingga Mei nanti. NASA berambisi, jika misi ini sukses, untuk mengirim armada drone penjelajah ke Mars pada masa depan.