Fitur Baru Google Earth Ungkap Bagaimana Perubahan Iklim Hancurkan Bumi

Senin, 19 April 2021 | 15:00 WIB
Fitur Baru Google Earth Ungkap Bagaimana Perubahan Iklim Hancurkan Bumi
Ilustrasi aplikasi Google Earth pada sebuah ponsel. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Google memperkenalkan fitur terbaru Earth yang mampu menunjukkan bagaimana perubahan iklim memengaruhi Bumi dalam 37 tahun terakhir.

Disebut Timelapse, fitur tersebut dibangun oleh 24 juta foto satelit yang dikumpulkan menjadi satu dan menawarkan pemandangan 4D.

Siapa pun dapat melihat bagaimana Bumi berubah dan mendapatkan gambaran yang baik tentang masalah lingkungan yang sedang dihadapi saat ini.

"Planet kita telah mengalami perubahan lingkungan yang cepat dalam setengah abad terakhir. Dengan Timelapse di Google Earth, kami memiliki gambaran yang lebih jelas tentang planet yang sedang berubah," kata juru bicara Google, dikutip dari Independent, Senin (19/4/2021).

Baca Juga: Update Banjir Bandang NTT: Korban Meninggal Jadi 84 Orang

Google bekerja dengan para ahli di CREATE Lab, Carnegie Mellon University, untuk mengembangkan Timelapse.

Fitur tersebut mencakup lima topik lingkungan, yaitu perubahan hutan, pertumbuhan kota, suhu yang menghangat, sumber energi, dan keindangan yang rapuh di Bumi.

Ilustrasi perubahan iklim. [Shutterstock]
Ilustrasi perubahan iklim. [Shutterstock]

Membuatnya pun tidak mudah. Dibutuhkan lebih dari dua juta jam pemrosesan di Google Cloud untuk mengumpulkan 20 petabyte citra satelit ke dalam satu mozaik video berukuran 4,4 terapixel.

Menurut Google, Earth akan diperbarui setiap tahun dengan citra baru untuk Timelapse selama dekade berikutnya.

Layanan Earth memiliki sejarah yang sangat unik. Teknologi ini awalnya digunakan untuk memvisualisasikan medan perang selama Perang Irak, ketika diinvestasikan oleh CIA.

Baca Juga: Kepala BMKG: Badai Seroja dan Banjir NTT Akibat Perubahan Iklim Global

Google kemudian membeli Keyhole, perusahaan yang mengembangkan program Earthviewer pada 2004.

Pada saat itu, sebagian besar citra di Google Earth adalah data yang tersedia secara komersial dari satelit militer Amerika Serikat, tetapi perusahaan kemudian menggantinya dengan konten Street View.

Bumi sendiri bukan satu-satunya yang terlihat di Google Earth. Pada 2017, Google juga memperkenalkan kemampuan untuk melihat planet lain, katai, bulan, hingga Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI