Suara.com - Uni Emirat Arab (UEA) berencana mengirim robot penjelajah milik Mohammed Bin Rashid Space Centre (MBRSC), ke permukaan Bulan pada 2022 dengan bantuan HAKUTO-R, pendarat milik perusahaan ispace asal Jepang.
Misi Bulan UEA tersebut akan menjadi pendaratan di Bulan pertama untuk dunia Arab dan Jepang.
Hingga saat ini, hanya tiga negara yang berhasil mendaratkan perangkat luar angkasa di Bulan, yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet, dan China.
Diumumkan oleh anggota tim misi pada 14 April, ini juga menunjukkan perubahan garis waktu yang signifikan untuk Misi Bulan UEA.
Baca Juga: Uni Emirat Arab Pilih Astronot Perempuan Pertama
Ketika UEA pertama kali mengumumkan proyek tersebut musim gugur lalu, negara itu menargetkan peluncurannya pada 2024.
"Kami senang dapat memajukan kolaborasi antara UEA dan Jepang dalam eksplorasi luar angkasa serta menginspirasi lebih banyak kolaborasi untuk eksplorasi Bulan antara sektor publik dan komersial di seluruh dunia," kata Takeshi Hakamada, pendiri dan CEO ispace, dikutip dari Space.com, Senin (19/4/2021).
Misi Bulan UEA akan mengirimkan robot penjelajah milik Mohammed Bin Rashid Space Centre, badan antariksa UEA, seberat 10 kilogram ke lokasi ekuator di sisi dekat Bulan. Sementara itu, situs pendaratan terakhir belum diumumkan.
Robot penjelajah beroda empat itu akan mempelajari lingkungannya setidaknya selama 14 hari Bumi menggunakan kamera resolusi tinggi, pencitraan termal, pencitraan mikroskopis, dan wahana Langmuir.
Instrumen yang dimiliki penjelajah dapat membantu para ilmuwan lebih memahami lingkungan bermuatan listrik di permukaan Bulan, yang tampaknya disebabkan oleh angin Matahari.
Baca Juga: Timnas Indonesia Lakoni Sisa Laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 di UEA
Namun, proyek Rashid ini juga akan membantu UEA dan umat manusia bersiap untuk lompatan yang lebih besar di masa depan, jika semuanya berjalan sesuai rencana.
"Misi Bulan UEA merupakan tonggak sejarah di sektor luar angkasa UEA karena misi tersebut akan berkontribusi untuk menyediakan data dan informasi berharga, terkait Bulan serta kemampuan uji coba yang akan sangat penting untuk misi berawak ke Mars," ucap Adnan AlRais, direktur Remote Sensing Department di MBRSC.
UEA sebelumnya telah sukses mengirim pesawat luar angkasa robotik bernama Hope dalam misi Mars pada Februari.
Di sisi lain, ispace berencana untuk meluncurkan misi Bulan keduanya yang juga akan mencakup pengiriman penjelajah pada 2023. Kedua penerbangan tersebut diharapkan lepas landas dengan roket Falcon 9 milik SpaceX.