Suara.com - Salah satu kelebihan perangkat Apple adalah tingkat keamanannya yang diklaim sulit dibobol. Seperti iPhone 5C yang diduga milik Syed Farook, yang merupakan salah satu tersangka diduga teroris setelah menembak 14 orang di sebuah perkantoran, San Bernardino pada Desember 2015 lalu.
Kala itu, CEO Apple Tim Cook menolak untuk mengikuti perintah pengadilan karena hal itu akan mengharuskan pabrikan membuat versi khusus iOS untuk digunakan pemerintah.
Pihak eksekutif khawatir, software khusus yang dijuluki Govt.OS ini bisa bocor begitu berada di tangan institusi seperti FBI yang mengakibatkan hilangnya privasi bagi setiap pengguna iPhone.
Akhirnya, FBI membayar perusahaan ekstraksi data untuk membuka kunci ponsel Farook meskipun identitas perusahaan itu baru bisa ditebak sekarang.
Baca Juga: Tim Cook Beri Sinyal Siap Mundur dari Apple?
Sebelum kita membahas nama itu, mari kita mundur dan melihat masalahnya. FBI merasa bahwa di dalam ponsel tersangka pembunuh itu mungkin menemukan bukti yang berkaitan dengan serangan San Bernardino bersama dengan daftar tempat-tempat yang mungkin telah dicari oleh Farook untuk serangan di masa depan.
Mereka yang setuju dengan keputusan Apple untuk tidak mematuhi putusan pengadilan khawatir bahwa pemerintah menetapkan untuk membuka kunci handset, sementara yang lain merasa bahwa Apple mendukung terorisme.
Sebagaimana melansir laman Phonearena, Kamis (15/4/2021), ini adalah cerita yang sangat besar di awal 2016 sehingga kandidat presiden merasa harus mempertimbangkan keputusan Apple untuk tidak mengikuti perintah pengadilan.
"Kenyataannya adalah waktu adalah inti ketika Anda berbicara tentang kemungkinan serangan teroris," kata Donald Trump, saat itu.
FBI akhirnya membayar perusahaan untuk membuka perangkat tersebut dan ada banyak rumor tentang perusahaan mana yang biasa melakukan akta tersebut.
Baca Juga: Bahas Privasi Data Pribadi, Tim Cook Pukul Telak Facebook?
Rumor pertama mengatakan bahwa perusahaan Israel Cellebrite dibayar sedikit lebih dari 15.000 dolar AS untuk melakukan pekerjaan itu.
Kemudian, kepala FBI James Comey mengatakan bahwa harga sebenarnya untuk membuka kunci handset mencapai 1,4 juta dolar AS. Kemudian dilaporkan bahwa tidak ada informasi berguna yang digali oleh FBI.
Menurut Washington Post, Cellebrite tidak ada hubungannya dengan pembukaan kunci iPhone 5c Farook.
Sebaliknya, perusahaan yang kurang dikenal bernama Azimuth adalah perusahaan yang memecahkan perangkat tersebut.
Azimuth sekarang dimiliki oleh L3Harris Technologies dan dilaporkan dibayar 900.000 dolar AS untuk melakukan pekerjaan itu bagi pemerintah federal.
Apple menemukan kebenaran dalam proses menggugat perusahaan bernama Corellium yang menciptakan iPhone online virtual yang dapat digunakan untuk meneliti peretasan untuk iOS. Pengadilan menolak kasus yang diajukan oleh Apple.
Sementara Apple dikecam di media karena mengambil tindakan yang dianggap mendukung teroris, Tim Cook mengatakan kepada karyawan dalam sebuah memo bahwa sebagai individu dan sebagai perusahaan, tidak memiliki toleransi atau simpati terhadap teroris.
"Kami bekerja membantu pihak berwenang mengejar keadilan bagi para korban. Dan itulah yang kami lakukan. Dimulai dengan iOS 8, kami mulai mengenkripsi data dengan cara yang bahkan iPhone sendiri tidak dapat membaca tanpanya, termasuk kode sandi pengguna. Jadi jika hilang atau dicuri, data pribadi, percakapan, informasi keuangan dan kesehatan kami jauh lebih aman," beber Tim Cook.