Suara.com - Penemuan koin abad ke-17 telah mengungkapkan misteri perampokan bajak laut paling keji yang pernah tercatat dalam sejarah.
Pada 2014, seorang pendeteksi logam menemukan koin Arab abad ke-17 tersebut di sebuah kebun di Rhode Island.
Tahun-tahun berikutnya, pemburu harta karun lainnya di seluruh New England menemukan lebih banyak koin Arab dari periode waktu yang sama.
Namun, penemuan tersebut menimbulkan pertanyaan karena pemukim Eropa awal tidak terlibat dalam perdagangan dengan pedagang dari dunia Arab dan mempertanyakan bagaimana koin tersebut bisa ditemukan di sana.
Baca Juga: Fakta Baru, Koin Kuno Banyuwangi Dari Dinasti Sung Dipakai Zaman Majapahit
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh sejarawan amatir Jim Bailey menghubungkan penemuan ini sekaligus memecahkan misteri tentang perampokan bajak laut.
Bailey menemukan koin abad ke-17 yang pertama, yang dicetak di Yaman pada 1693 di kebun buah-buahan dua tahun setelah ia menemukan sejumlah koin era kolonial lainnya.
Koin Arab yang baru ditemukan dapat membuktikan bahwa kapten bajak laut terkenal Henry Every pernah menginjakkan kaki di New England setelah menghilang pada 1696.
Setelah Bailey menemukan koin pertama, pendeteksi logam lainnya menemukan sepuluh koin serupa di Massachusetts, tiga di Rhode Island, dan dua di Connecticut.
Seseorang bahkan menemukan koin di North Carolina, di mana Every diduga mendarat dengan kru kapalnya setelah menyamar sebagai pedagang budak.
Baca Juga: Arkeolog Temukan Lebih dari 600 Koin Perak Era Romawi
Henry Every merupakan salah satu perompak Inggris abad ke-17 yang paling terkenal, bertugas di Royal Navy dan di kapal bajak serta budak sebelum beralih ke perampokan pada 1691.
Ketika Every dan rekan-rekannya mulai merampok, ia berhasil menjelajahi tiga kapal di dekat Kepulauan Cape Verde sebelum membidik target yang lebih besar.
Pada 7 September 1695, Every memimpin kapalnya, Facncy, ke Laut Merah untuk merampok Ganj-i-Sawai, yang merupakan kapal milik Kaisar India Aurangzeb.
Pada saat itu, kapal tersebut membawa peziarah Muslim kembali ke India dari Mekah dan kapal tersebut juga membawa jutaan dolar emas serta perak.
Saat Every dan timnya menyerbu kapal, ia menyerang banyak lelaki dan memperkosa perempuan.
"Tindakan tersebut memaksa beberapa dari mereka (istri dan perawat) bunuh diri untuk mencegah suami melihat mereka ditiduri," tulis Douglas R. Burgess Jr. dalam artikel Cambridge University Press 2009.
Dilansir dari Smithsonian Mag, Rabu (14/4/2021), setelahnya Every melarikan diri ke Bahama, di mana kapalnya dijual atau dihancurkan.
Pemerintah Mughal tidak menganggap enteng perampokan tersebut, sehingga membalasnya dengan menutup banyak pos perdagangan Perusahaan Hindia Timur Inggris di India.
Tak hanya itu, William III juga memberikan hadiah yang cukup besar kepada siapa saja yang dapat menangkap Every dan kaki tangannya.
Pada akhirnya, banyak kru Every yang ditangkap, digantung atau dibuang.
Sejarawan hanya memiliki bukti bahwa pejabat saat itu berhasil menangkap enam awak Every di dekat pantai Irlandia pada 1696, tetapi kaptennya sendiri tidak dapat ditemukan.
Namun sekarang, penelitian Bailey dapat memberikan bukti bahwa bajak laut terkenal pernah menginjakkan kaki di Amerika Utara, di mana ia berpura-pura menjadi pedagang budak pada tahun 1690-an dengan menangkap tawanan kulit hitam.
Catatan juga menunjukkan bahwa Every dan krunya memperoleh kapal baru, Sea Flower, yang berlabuh di Newport, Rhode Island, dengan sekitar 48 orang yang diperbudak pada 1696.
Bailey menambahkan bahwa bagian paling berharga dari penjelajahan adalah menemukan barang-barang yang menarik dan kisah di baliknya, bukan mengambil untung dari penemuan tersebut.