Twitter Sebut Tidak Akan Kembalikan Akun Trump untuk Arsip Nasional

Jum'at, 09 April 2021 | 14:50 WIB
Twitter Sebut Tidak Akan Kembalikan Akun Trump untuk Arsip Nasional
Ilustrasi Twitter. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Twitter mengatakan tidak akan mengembalikan akun mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk National Archives atau Arsip Nasional.

National Archives and Records Administration (NARA) telah mengerjakan pengarsipan tweet Trump dan membuatnya tersedia untuk umum.

Twitter sebelumnya secara permanen menangguhkan akun Trump pada Januari, dengan alasan risiko memicu kekerasan lebih lanjut setelah insiden massa menyerbu Capitol Amerika Serikat pada 6 Januari.

Menjelaskan keputusannya, perusahaan teknologi tersebut mengatakan telah menilai dua cuitan Trump dan memutuskan bahwa tweet tersebut cenderung menginspirasi orang lain untuk meniru tindakan kekerasan yang terjadi pada 6 Januari 2021.

Baca Juga: Twitter Ternyata Sempat Ingin Beli Clubhouse

Twitter masih bersikeras bahwa konten dari cuitan Trump tidak boleh muncul kembali di platform media sosial tersebut.

"Mengingat bahwa kami secara permanen menangguhkan @realDonaldTrump, konten dari akun tersebut tidak akan muncul di Twitter seperti sebelumnya atau seperti yang dilakukan akun administrasi yang diarsipkan saat ini, terlepas dari bagaimana NARA memutuskan untuk menampilkan datanya," kata Trenton Kennedy, juru bicara Twitter, dikutip dari Independent, Jumat (9/4/2021).

Akun Twitter Donald Trump Diblokir Permanen. [Antara]
Akun Twitter Donald Trump Diblokir Permanen. [Antara]

Arsip Nasional mengatakan bahwa pihaknya sedang berupaya untuk membuat konten tersedia sebagai unduhan di situs web Perpustakaan Kepresidenan Trump, mengonfirmasi bahwa catatan itu akan mencakup semua tweet Trump.

Twitter sebelumnya menghadapi kritik luas atas keputusannya untuk melarang Trump, tetapi bersikeras bahwa pihaknya tidak berencana untuk mencabut pemblokirannya.

Prancis dan Jerman bahkan menentang langkah tersebut dan sekretaris kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan perusahaan teknologi "mengambil keputusan editorial" yang menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana media sosial diatur.

Baca Juga: Twitter Abu Janda @permadiaktivis1 Hilang Habis Terbelit Kasus Rasial

Setelah pelarangan, Trump mengatakan bahwa mereka sedang bernegosiasi dengan berbagai situs lain dan melihat kemungkinan membangun platform sendiri dalam waktu dekat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI