Pertama Kalinya, Sinar-X Terdeteksi Keluar dari Uranus

Jum'at, 02 April 2021 | 13:30 WIB
Pertama Kalinya, Sinar-X Terdeteksi Keluar dari Uranus
Planet Uranus. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para astronom mendeteksi sinar-X yang berasal dari Uranus untuk pertama kalinya dan dibuat bingung karena tidak jelas dari mana asal sinar-X tersebut.

Sayangnya, pengamatan dan penemuan tentang Uranus cukup sulit dilakukan, dibandingkan dengan bagian tata surya lainnya.

Selain jaraknya yang jauh, hanya sedikit pesawat penjelajah yang pernah menjelajahi lingkungan planet.

Penemuan baru ini didasarkan pada pengamatan yang diambil menggunakan Chandra X-ray Observatory, sebuah teleskop luar angkasa yang mengorbit di sekitar Bumi.

Baca Juga: Astronom Temukan Tempat Teraman Tinggal di Bimasakti

Kumpulan pengamatan pertama diambil pada tahun 2002, kemudian dua set data pengamatan lainnya pada 2017.

Saat tim astrofisikawan yang dipimpin oleh William Dunn dari University College London di Inggris, akhirnya berhasil menganalisis data pengamatan 2002, para ahli tersebut akhirnya menemukan bukti tentang sinar-X yang keluar dari Uranus.

Sinar X-Ray keluar dari Uranus. [NASA]
Sinar X-Ray keluar dari Uranus. [NASA]

Fakta bahwa Uranus memancarkan sinar-X bukanlah hal yang terlalu mengejutkan karena radiasi sinar-X telah terdeteksi memancar dari banyak benda di tata surya, termasuk komet, Venus, Bumi, Mars, Saturnus, Pluto, Jupiter, dan bahkan beberapa bulan Jupiter.

Namun, bagian yang aneh adalah para astronom tidak mengetahui gambaran lengkap tentang bagaimana Uranus memancarkan sinar-X tersebut.

Tim ahli memiliki beberapa hipotesis. Sebagian besar radiasi sinar-X di tata surya berasal dari Matahari.

Baca Juga: Astronom Ungkap Cara Terbaik Melindungi Bumi dari Tabrakan Asteroid

Hal ini mungkin juga terjadi pada Uranus, meskipun perhitungan tim menunjukkan lebih banyak foton sinar-X daripada yang dapat dijelaskan dari proses ini.

Opsi lainnya adalah disebabkan oleh cincin Uranus. Meskipun cincin planet itu kurang mencolok dibandingkan cincin Saturnus, penelitian sabuk radiasi menemukan adanya intensitas elektron yang lebih tinggi di sekitar Uranus.

Jika itu berinteraksi dengan atom di cincin, maka reaksi tersebut bisa menghasilkan fluoresensi sinar-X yang serupa.

Proses lain yang menghasilkan sinar-X di tata surya adalah aurora. Ini terjadi ketika partikel energik berinteraksi dengan atmosfer planet. Dalam banyak kasus, medan magnet berperan dalam menghasilkan aurora.

Tim ahli berpikir mungkin saja proses serupa juga terjadi di Uranus, menghasilkan aurora di atmosfer bagian atas.

Dilansir dari Science Alert, Jumat (2/4/2021), pengamatan Chandra yang lebih lama di masa mendatang dapat membantu para ilmuwan memetakan lokasi emisi sinar-X di seluruh Uranus dan membantu mencari tahu apa yang menyebabkannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI