Suara.com - Setiap bulan akan selalu ada fenomena langit yang pernah terjadi, termasuk April 2021.
Dilansir dari In The Sky, Jumat (2/4/2021), berikut ini lima peristiwa langit yang akan terjadi pada April 2021:
1. Pendekatan Bulan dan Saturnus
Pada 6 April, pengamat berkesempatan melihat pendekatan Bulan dengan Saturnus. Kedua benda kosmik tersebut akan terpisah pada jarak 3 derajat satu sama lain.
Baca Juga: Apa Itu Fenomena Apogee? Malam Ini Juga Ada Konjungsi Bulan-Mars-Aldebaran!
Pasangan tersebut akan terlihat mulai pada 17.12 WIB dan mencapai puncak pada pukul 01.43 WIB tengah malam, dengan ketinggian 55 derajat di atas ufuk timur sebelum akhirnya menghilang saat fajar sekitar pukul 05.40 WIB.
Bulan dan Saturnus dapat ditemukan di konstelasi Capricornus. Di sekitar waktu yang sama, keduanya juga akan berbagi kenaikan yang sama, yang disebut konjungsi.
2. Pendekatan Bulan dan Jupiter
Setelah bersama planet bercincin, Bulan akan melakukan pendekatan dengan Jupiter pada 7 April mendatang.
Keduanya akan berada pada jarak 4 derajat satu sama lain. Pengamat dapat mulai melihat keduanya pada pukul 16.51 WIB dan mencapai puncak pada pukul 02.30 WIB dengan ketinggian 45 derajat di atas ufuk timur.
Baca Juga: Asteroid Raksasa Diprediksi Akan Lintasi Bumi di Bulan Maret 2021
Pasangan kosmik ini akan menghilang saat Matahari terbit pada pukul 05.40 WIB. Keduanya dapat ditemukan di konstelasi Capricornus.
Pada sekitar waktu yang sama, Bulan dan Jupiter akan berbagi kenaikan yang sama, yang disebut konjungsi.
3. Waktu terbaik mengamati Omega-Cen
Omega-Cen atau Omega Centauri merupakan gugus bintang bola paling terang di langit. Pada 13 April mendatang, pengamat akan berkesempatan untuk melihat gugus bola tersebut.
Pada deklinasi -47° 28', Omega-Cen paling mudah dilihat dari belahan Bumi selatan tetapi tidak dapat dilihat dari garis lintang di utara 22° LU.
Pada 13 April, Omega-Cen akan berada di arah yang berlawanan dari Matahari sehingga pengamat dapat melihatnya semalaman hingga fajar.
Dari Indonesia, Omega-Cen dapat dilihat antara pukul 19.10 WIB dengan ketinggian 17 derajat di atas cakrawala tenggara hingga 04.28 WIB saat tenggelam di bawah 17 derajat di atas cakrawala barat daya.
Ini akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 23:54 WIB dengan ketinggian 48 derajat di atas ufuk selatan.
Pada magnitudo 3,7, Omega-Cen sulit dilihat dengan mata telanjang kecuali dari tempat gelap dan bebas dengan polusi, namun pengamat dapat melihatnya dengan jelas melalui bantuan teropong atau teleskop.
4. Okultasi Mars
Pada 17 April, Bulan akan tampak lewat di depan Mars sehingga menciptakan fenomena okultasi Bulan yang dapat diamati di beberapa bagian Asia, termasuk Indonesia.
Pada kesempatan kali ini, okultasi Mars dapat dilihat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sumatera, Banten, dan sebagian Kalimantan.
Dari Jakarta, fenomena itu akan dimulai dengan hilangnya Mars di belakang Bulan pada pukul 20:31 WIB di langit barat laut pada ketinggian 16,0 derajat.
Mars akan muncul kembali dari balik Bulan pada pukul 21.30 WIB pada ketinggian 2,7 derajat dari cakrawala barat laut.
Pada saat okultasi, permukaan Bulan akan diterangi 24 persen. Mars akan menghilang di balik sisi Bulan yang tidak diterangi dan muncul kembali dari belakang sisi Bulan yang diterangi.
Fenomena ini sangat mirip dengan gerhana. Bedanya, Bulan tidak akan menutupi Matahari, melainkan menutupi Mars yang akan berada di belakangnya.
Pada hari yang sama, Bulan juga akan melakukan pendekatan dengan Mars yang dimulai pada pukul 19.10 WIB dan melakukan konjungsi.
Bulan purnama kali ini akan jatuh pada 27 April mendatang. Pada saat mencapai fase Bulan penuh, satelit alami Bumi itu akan berada di konstelasi Libra dan jaraknya menjadi 357.000 km dari Bumi.
Secara astronomis, Bulan purnama akan dapat diamati mulai pukul 10.31 WIB hingga terbenam saat fajar.
Setiap Bulan purnama setiap bulannya memiliki julukan masing-masing. Bulan purnama pada April disebut sebagai Pink Moon.
Menurut Farmers Almanac, moss pink atau wild ground phlox adalah salah satu bunga paling awal yang tersebar di musim semi.
Sesuai dengan namanya, bunganya berwarna merah muda dan itu juga menjadi sebutan untuk Bulan purnama pada April. Selain Pink Moon, Bulan purnama April juga disebut sebagai Full Sprouting Grass Moon karena rumput baru mulai tumbuh saat ini.