Ketika para ilmuwan membuat grafik tanggal bunga mekar secara penuh di Kyoto dari waktu ke waktu, peningkatan pemanasan global terlihat seperti bentuk tongkat hoki.
Bagian datar dari tongkat melambangkan tanggal mekarnya bunga sakura yang relatif stabil di Kyoto, sedangkan ujung tongkat menunjukkan perubahan yang lebih cepat dalam berbunga.
Meski begitu, sejak tahun 1830-an, data menunjukkan pohon sakura di Jepang mulai berbungga lebih awal dan semakin awal. Antara tahun 1971 dan 2000, pohon sakura ditemukan mekar rata-rata seminggu lebih awal daripada rata-rata sebelumnya di Kyoto.
Penebangan pohon untuk jalan dan bangunan menyumbang sekitar sepertiga dari perubahan tersebut, sementara pemanasan iklim regional menjadi penyebab sisanya.
Walaupun data ini hanya untuk satu keluarga pohon sakura di Jepang, namun catatan terbaru dari 17 taksa menemukan tingkat perubahan yang serupa.
Dilansir dari Science Alert, Kamis (1/4/2021), selama 25 tahun terakhir, bunga sakura lain rata-rata mulai mekar 5,5 hari lebih awal dan hal ini sebagian besar didorong oleh suhu yang lebih hangat pada Februari dan Maret.
Bukan hanya di Kyoto, bahkan musim bunga sakura tahun ini di Tokyo pun tiba sebelum waktunya, dengan 12 hari lebih awal dari catatan sejarah.

Berdasarkan data historis, prediksi masa depan menunjukkan bahwa dengan pemanasan suhu 2,5 derajat Celcius, bunga sakura akan berjatuhan di kota pegunungan Takayama, sekitar pertengahan antara Kyoto dan Tokyo, pada saat festival musim semi tahunan dimulai.
Bahkan, pohon sakura di Washington DC juga mulai berbunga lebih awal karena suhu musim semi yang hangat dan tidak sesuai musim.
Baca Juga: Mengapa Pohon Sakura di Jepang Berbunga Semakin Awal?