Suara.com - Sejumlah vaksin Johnson & Johnson gagal memenuhi standar kualitas dan tidak dapat digunakan.
Perusahaan tidak mengatakan berapa banyak dosis yang tidak sesuai dan tidak jelas bagaimana masalah tersebut akan berdampak pada pendistribusian di masa depan.
"Bahan vaksin yang dibuat oleh Emergent BioSolutions - salah satu dari sekitar 10 perusahaan yang digunakan Johnson & Johnson untuk mempercepat pembuatan vaksin yang baru-baru ini disetujui - tidak memenuhi standar kualitas," kata J&J dilansir laman Independent, Kamis (1/4/2021).
J&J mengatakan, pabrik Emergent BioSolutions yang terlibat belum disetujui oleh Food and Drug Administration AS (FDA) untuk membuat bagian dari vaksin tersebut.
Baca Juga: WHO Rekomendasikan Vaksin Johnson & Johnson untuk Varian Baru Virus Corona
Emergent, yang selama ini memproduksi zat obat curah di salah satu pabriknya di Baltimore menolak berkomentar.
J&J telah berjanji untuk memberikan 20 juta dosis vaksinnya kepada pemerintah AS pada akhir Maret, dan 80 juta dosis lagi pada akhir Mei.
Pernyataannya tentang masalah manufaktur mengatakan pihaknya masih berencana untuk memberikan 100 juta dosis pada akhir Juni dan bertujuan memberikan dosis tersebut pada akhir Mei.
"Presiden Joe Biden telah berjanji memiliki cukup vaksin untuk semua orang dewasa AS pada akhir Mei. Pemerintah AS telah memesan dua dosis dari Pfizer dan Moderna untuk memvaksinasi 200 juta orang yang akan dikirim pada akhir Mei, ditambah 100 juta suntikan dari J&J," ujar seorang pejabat federal.
Seorang juru bicara J&J mengatakan bahwa J&J memenuhi tujuan akhir Maret, tetapi tidak menanggapi pertanyaan tentang apakah pabrik Emergent telah dihapus oleh FDA.
Baca Juga: WHO Berikan Izin Penggunaan Darurat untuk Vaksin Johnson & Johnson
Hingga Rabu, J&J telah menyediakan sekitar 6,8 juta dosis, menurut pelacak vaksin online dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Beberapa dosis tambahan mungkin belum dicatat saat dikirim, dan CDC mengatakan bahwa 11 juta dosis vaksin lainnya akan tersedia untuk pengiriman mulai hari ini.
Tidak segera jelas dari mana 11 juta dosis itu berasal, tetapi Johnson & Johnson telah mengirimkan vaksin jadi dari pabriknya di Belanda ke AS.