Suara.com - Orang Mesir kuno terkenal dengan membuat mumi kucing, anjing, dan hewan lainnya. Namun, para arkeolog telah menemukan mumi burung beo di Gurun Atacama, Amerika Selatan.
Penemuan ini mengungkapkan jalur perdagangan burung beo dan makaw antara tahun 1100 dan 1450 M.
"Burung dihargai di seluruh Amerika dan kami melihatnya dalam penguburan berstatus tinggi. Kami tidak tahu bagaimana burung itu sampai di sana, rute yang mereka ambil atau jaringan perdagangannya," kata José M. Capriles, asisten profesor antropologi di Penn State.
Burung beo dan macaw bukan hewan asli Atacama, yang berada di Chili utara dan merupakan gurun terkering di dunia.
Namun, para arkeolog telah menemukan bukti mumi burung beo dan burung yang diawetkan dalam kotak kulit atau bahan pelindung lainnya di dalam situs penguburan.
"Fakta bahwa burung hidup berhasil melintasi Andes yang tingginya lebih dari 10.000 kaki sungguh menakjubkan. Mereka harus diangkut melintasi stepa yang besar, cuaca dingin, dan medan yang sulit ke Atacama," tambah Capriles.
![Mumi burung beo. [Proceedings of the National Academy of Sciences]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/03/31/51088-mumi-burung-beo.jpg)
Saat menjadi mahasiswa pascadoktoral di Chili, Capriles pernah menyelidiki perdagangan dan pengangkutan barang seperti koka, cangkang, logam, bulu, dan hewan di sekitar Bolivia, Peru, dan Chili.
Capriles mengatakan bahwa profesor antropologi di Universidad de Tarapacá, Calogero Santoro, menyarankan ia dan ibunya yang seorang ahli burung Bolivia di Museo Nacional de Historia Natural untuk berkunjung ke situs dan mempelajarinya.
Sebagian besar sisa-sisa burung yang ditemukan para peneliti berasal dari antara 1000 dan 1460 M, dimulai pada akhir kerajaan Tiwanaku dan tepat sebelum Inca datang melalui daerah tersebut.
Baca Juga: Kisah Sedih di Balik Penemuan Mumi Bocah Berusia 3 Tahun di Apartemen
Menurut Capriles, itu adalah waktu peperangan, tetapi juga waktu yang tepat untuk berdagang menggunakan karavan yang sering berpindah-pindah.