Suara.com - Gajah Afrika merupakan salah satu hewan darat terbesar di Bumi dan kini juga menjadi salah satu spesies paling terancam.
Menurut pernyataan terbaru Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), spesies gajah hutan Afrika (Loxodonta cyclotis) dan gajah sabana Afrika (Loxodonta africana), kini terdaftar sebagai terancam punah dengan gajah hutan Afrika berstatus kritis.
Sebelumnya, gajah telah dihitung bersama sebagai satu kelompok dan terdaftar sebagai hewan yang rentan, bukan terancam punah di Daftar Merah Spesies Terancam Punah IUCN.
Namun, pemahaman baru tentang genetika gajah kini mengarah pada daftar terpisah antara gajah hutan dan sabana.
Baca Juga: Ingin Perpanjang SIM, Warga Lampung Selatan tak Perlu ke Kantor Polres
Gajah tersebut terancam oleh penurunan populasi terkait dengan perburuan dan hilangnya habitat yang disebabkan manusia.
Laporan pada 2016, memperkirakan jumlah spesies gabungan gajah Afrika sekitar 415.000 ekor.
Gajah Afrika memainkan peran kunci dalam ekosistem, ekonomi, dan imajinasi kolektif kita di seluruh dunia.
"Penilaian Daftar Merah IUCN yang baru ini untuk kedua spesies gajah Afrika menggarisbawahi tekanan terus-menerus yang dihadapi oleh hewan ikonik tersebut," kata Bruno Oberle, Direktur Jenderal IUCN, dikutip dari CNET, Selasa (30/3/2021).
Menurut IUCN, jumlah gajah hutan Afrika turun lebih dari 86 persen selama 31 tahun, sementara populasi gajah sabana Afrika menurun setidaknya 60 persen selama 50 tahun terakhir.
Baca Juga: Kebun Warga Aceh Porak Poranda Diamuk Kawanan Gajah
Meski begitu, IUCN juga menyoroti bagaimana upaya anti-perburuan dan langkah-langkah perencanaan tata guna lahan telah berhasil. Cara tersebut dapat menjadi kunci upaya konservasi jangka panjang.
Saat ini, Daftar Merah IUCN mencakup 134.425 spesies, 37.480 di antaranya masuk ke dalam daftar terancam punah.