Suara.com - Apple dituduh masih mewadahi lebih dari selusin aplikasi yang dimiliki kelompok militer China untuk membajak kelompok Uighur.
Diyakini aplikasi tersebut masih ada di laman aplikasi App Store.
Mengutip Phone Arena, Minggu (28/3/2021), aplikasi yang dimaksud adalah produk yang dikembangkan oleh berbagai divisi dari Xinjiang Production and Construction Corps, kelompok militer yang mengawasi wilayah Xinjiang.
Padahal, grup tersebut telah masuk daftar hitam di Amerika Serikat.
Baca Juga: Siapkan Wearable Anyar, Apple Bawa Desain Tangguh untuk Apple Watch?
Pemerintah telah melarang berbagai perusahaan Amerika untuk bekerja sama dengan mereka ataupun organisasi terkait.
Sikap acuh tak acuh Apple dinilai tidak mengejutkan. Sebab, perusahaan akhir-akhir ini telah menutup mata lebih untuk tetap berpegang pada pemerintah China.
Pendapatan Apple dari China untuk iPhone 12 juga menjadi faktor bahwa perusahaan tidak terlalu menanggapi tuduhan tersebut.
Setelah tuduhan ini ramai di media, raksasa teknologi AS pada akhirnya mungkin cukup tertekan untuk menghapus aplikasi terkait dari App Store.
Satu-satunya komentar Apple adalah bahwa aplikasi tersebut sesuai dengan hukum AS dan tidak melanggar daftar hitam.
Baca Juga: Satu Bulan Terendam di Danau Es, iPhone 11 Pro Ini Masih Berfungsi
Apple dinilai cari aman karena perusahaan Barat yang menentang pemerintah mendapatkan pembalasan serius dari Partai Komunis China.
Seperti yang terjadi pada brand H&M. Beberapa waktu lalu mereka menyatakan prihatin atas kerja paksa produksi kapas yang dilakukan Muslim Uighur di wilayah Xinjiang.
H&M juga menegaskan bahwa mereka tidak lagi mengambil bahan untuk produk mereka dari wilayah tersebut.