Suara.com - Pembangunan koloni manusia di Mars dan Bulan menjadi ambisi yang serius bagi beberapa perusahaan dirgantara swasta seperti SpaceX dan badan antariksa.
Dengan NASA yang sedang bersiap mengirim astronot perempuan pertama dan lelaki berikutnya ke Bulan serta pembuatan stasiun yang mengorbit di Bulan, tidak heran jika suatu saat para ahli ingin membuat pemukiman di Bulan.
Seorang pakar di Money, broker kredit untuk produk kredit konsumen, merilis panduan hipotek pertama yang mengungkapkan bahwa hidup di permukaan Bulan akan menelan biaya 325.067 dolar AS atau sekitar Rp 4,7 miliar dalam sebulan.
Nominal tersebut termasuk menambahkan detail penyelamat hidup ke rumah seperti segel udara, pendingin udara, pemanas, jendela tahan meteor, isolasi, dan sumber energi organik.
Baca Juga: Bacaan Doa Malam Nisfu Syaban Lengkap Niat Puasa dan Amalan Bulan Syaban
Panduan ini juga mengumpulkan lokasi yang paling dicari di Bulan, di mana Sea of Rains dianggap sebagai pinggiran kota bagi rumah keluarga yang sempurna.
Wilayah tersebut terletak di utara dan merupakan salah satu kawah tubrukan terbesar di tata surya.
"Dengan populasi Bumi yang semakin meningkat dan teknologi luar angkasa yang semakin maju, tidak lama lagi kehidupan di Bulan menjadi sesuatu yang normal," tulis penelitian tersebut, dikutip dari Daily Mail, Jumat (26/3/2021).
Tim menggunakan berbagai faktor untuk menghitung biaya rumah di Bulan, seperti bahan mentah yang dibutuhkan untuk membangun rumah, bahan khusus yang dibutuhkan untuk membangun atmosfer Bulan, astronot yang diperlukan untuk melakukan perjalanan, dan biaya rata-rata untuk mengangkut bahan ke Bulan.
Data biaya per pon transportasi dikumpulkan dari SpaceX, untuk menghitung jumlah pengiriman ke permukaan Bulan.
Baca Juga: Ramadhan Tahun Ini Sholat Tarawih Hingga 3 Shift di Masjid Diperbolehkan
Menurut panduan hipotek Bulan, rumah pertama yang berfungsi secara penuh di Bulan dapat senilai 48,4 juta dolar AS atau sekitar Rp 699,5 miliar.
Namun, setelah rumah pertama selesai dibangun, pembangunan rumah selanjutnya mungkin senilai 40 juta dolar AS karena bahan bangunan dan pekerja sudah berada di Bulan.
Ide hidup di Bulan mungkin terdengar mengasyikkan, tetapi orang-orang yang berani mengambil keputusan harus mempertimbangkan gaya hidup Bulan.
"Menghasilkan energi sangat penting ketika kita hidup dalam kondisi ekstrem seperti itu dan karena itu, biaya beberapa pemasok mungkin memaksa kita untuk mempertimbangkan pilihan alternatif," tambah penelitian tersebut.
Cara paling efisien untuk menghasilkan listrik di Bulan adalah dengan membeli reaktor nuklir kecil seharga 1,3 miliar dolar AS.
Alternatif lainnya, membeli 34 panel surya seharga 23.616 dolar AS atau sekitar Rp 340,8 juta yang akan menghasilkan listrik untuk satu rumah.
Begitu sampai di Bulan, penghuni harus belajar bagaimana bertahan hidup di Bulan seperti menanam makanan sendiri.
Jika satu rumah diisi oleh empat orang, maka setidaknya tujuh rumah kaca akan dibutuhkan di Bulan untuk menghasilkan 1,1 ton makanan.
Untuk menumbuhkan tanaman, maka dibutuhkan jumlah air yang besar. Penelitian mengungkap untuk hidup nyaman selama setahun di Bulan, 5,9 ton air diperlukan untuk mengatur pertumbuhan tanaman dan hidrasi pribadi untuk satu rumah.
Panduan tersebut mencatat bahwa satu-satunya cara untuk menghasilkan air dalam jumlah besar adalah dengan memurnikan dan menggunakan kembali limbah cair.
Menurut misi China, sampel Bulan yang dibawa kembali ke Bumi mengandung helium 3 yang dapat digunakan untuk menyalakan rumah di Bulan.
Perkembangan penambangan ion helium 3 di Bulan akan memicu reaksi fusi nuklir non-radioaktif dan menghasilkan energi yang lebih bersih dan lebih aman dalam jumlah yang lebih besar.
Jadi, setelah menghitung total nominal yang diperlukan untuk hidup di Bulan serta perlengkapan apa saja yang dibutuhkan, masih tertarik untuk mencoba hidup di permukaan Bulan?