Suara.com - Seorang ibu asal Pennsylvania, Amerika Serikat, diduga memanipulasi foto dan video menggunakan teknologi deepfake. Hal ini dilakukan demi menyingkirkan pesaing putrinya dari tim cheerleaders remaja.
Dilaporkan BBC, Senin (22/3/2021), perempuan bernama Rafaela Spone ini diduga mengirim konten hasil rekayasa deepfake berisi kenakalan remaja seperti telanjang, minum alkohol, hingga merokok. Videonya ini dikirimkannya ke pelatih tim cheerleaders di sekolah Victory Vipers.
Spone juga dituduh mengirim pesan berisi kata kasar ke tim, orang tua, dan pemilik gym cheerleaders menggunakan nomor telepon palsu. Laporan ini muncul dari salah satu orang tua korban yang menghubungi polisi bahwa putrinya menerima pesan melecehkan dari nomor anonim.
Tak berselang lama, dua keluarga lain turut melaporkan masalah serupa. Alhasil, Kepolisian Hilltown di Bucks Country menyelidiki laporan tersebut.
Baca Juga: Cara Pakai Aplikasi MyHeritage, Foto Orang Meninggal Jadi Hidup
Pihak kepolisian kemudian melacak nomor telepon yang telah mengirim pesan teks. Mereka kemudian menemukan nomor telepon yang mengarah ke situs yang menjual data nomor telepon ke telemarketer. Dari laman tersebut, polisi akhirnya menemukan alamat IP yang mengarah ke rumah Spone.
Pelatih tim Victory Vipers, Mark McTague kemudian meminta maaf atas insiden yang melibatkan semua pihak korban. Menurutnya, mereka memiliki kebijakan anti intimidasi yang ketat untuk seluruh anggota tim.
"Ketika insiden ini menjadi perhatian kami tahun lalu, kami segera memulai penyelidikan internal dan mengambil tindakan yang sesuai pada saat itu. Insiden ini terjadi di luar gym kami," jelas McTague.
Atas perbuatannya, Spone didakwa sebagai pelaku pelecehan di dunia maya. Namun polisi belum mengambil tindakan pada putrinya karena ia tidak mengetahui dugaan insiden tersebut.
Baca Juga: Aplikasi Deepfake MyHeritage Buat Foto Jadul Jadi Hidup