Tsunami Aceh Ulah Senjata Nuklir? Ini Penjelasan BMKG

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 22 Maret 2021 | 20:11 WIB
Tsunami Aceh Ulah Senjata Nuklir? Ini Penjelasan BMKG
Kerusakan akibat gempa dan tsunami Aceh pada 2004 (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah teori-teori konspirasi yang mengatakan bahwa gempa serta tsunami Aceh 2004 silam dipicu oleh senjata nuklir negara adidaya.

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam ulasan di Facebook, Senin (22/3/2021) menegaskan bahwa bukti-bukti ilmiah yang dikumpulkan menunjukkan bahwa tsunami aceh memang dipicu gempa tektonik.

Bukti pertama, jelas Daryono, adalah data rekaman getaran tanah dalam seismogram menunjukkan adanya rekaman gelombang badan (body) berupa gelombang P (Pressure) yang tercatat tiba lebih awal dibandingkan gelombang S (Shear) yang datang berikutnya, yang selanjutnya diikuti oleh gelombang permukaan (surface).

"Munculnya fase-fase gelombang body ini menjadi bukti kuat bahwa gempa dan tsunami Aceh dipicu oleh aktivitas tektonik, bukan ledakan nuklir," beber Daryono.

Munculnya gelombang shear yang kuat pada seismogram menunjukkan bahwa deformasi yang terjadi di Samudra Hindia sebelah barat Aceh adalah proses pergeseran atau shearing yang terjadi secara tiba-tiba pada kerak bumi akibat terjadinya patahan batuan dalam proses gempa tektonik, bukan akibat ledakan nuklir.

Kedua, lanjut dia, deformasi dasar laut di Samudra Hindia sebelah barat Aceh pada 26 Desember 2004 adalah gempa tektonik yang dibuktikan dengan adanya variasi bentuk awal gelombang P berupa gerakan kompresi (naik) dan dilatasi (turun) pada seismogram yang tercatat di stasiun-stasiun seismik BMKG.

"Jika sumbernya ledakan nuklir, maka semua catatan seismogram di berbagai stasiun seismik diawali dengan gerakan naik (kompresi) pada gelombang P tersebut," imbuh dia.

Bukti selanjutnya adalah gempa tektonik yang memicu Tsunami Aceh 2004 tidak terjadi dengan tiba-tiba, melainkan melalui proses terjadinya gempa pembuka (foreshocks) yang sudah muncul sejak tahun 2002, saat terjadi Gempa Simeulue 7,0 pada 2 November 2002.

Sejak itu terjadi serangkaian gempa kecil yang terus menerus terjadi yang merupakan gempa pendahuluan hingga puncaknya terjadi gempa berkekuatan 9,2 pada 26 Desember 2004 pukul 08.58.53 WIB.

Baca Juga: Heboh Cincin Raksasa di Langit Bandung, Ini Kata BMKG

"Fenomena gempa pendahuluan (foreshocks) yang sudah terjadi sejak 2 tahun sebelumnya ini merupakan bukti kuat bahwa Gempa Aceh 2004 tidak dipicu ledakan nuklir, tetapi gempa tektonik dengan tipe gempa pendahuluan (foreshocks) - gempa utama (mainshock) - gempa susulan (aftershocks)," beber Daryono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI