Suara.com - Sebuah misi demo diluncurkan pada Sabtu (20/3/2021), untuk menunjukkan bagaimana puing-puing luar angkasa dapat dibersihkan dari orbit Bumi oleh perusahaan swasta Astroscale yang berbasis di Jepang.
Misi tersebut terdiri dari pesawat luar angkasa ELSA-d yang diluncurkan menggunakan roket Soyuz Rusia dari Kazakhstan.
Pesawat seberat 200 kg ini terdiri dari dua komponen yang akan melakukan serangkaian tes di luar angkasa untuk menguji kemampuan mengambil sampah dengan mekanisme magnet.
Setelah tes selesai, ELSA-d akan terbakar di atmosfer Bumi. Misi yang dilisensikan oleh Badan Antariksa Inggris ini bertindak sebagai uji kasus untuk melisensikan lebih banyak misi pembersihan puing-puing antariksa.
"Tabrakan dengan puing-puing di luar angkasa dapat berdampak besar pada banyak layanan satelit yang kami andalkan setiap hari di Bumi," kata Dr Alice Bunn, direktur internasional di Badan Antariksa Inggris.
Dia menambahkan, misi ini adalah misi demonstrasi komersial pertama di dunia yang diperlukan dalam pembersihan puing luar angkasa dan akan menunjukkan bagaimana kita dapat membuat luar angkasa lebih aman bagi semua orang.
![Nobu Okada, pendiri Astroscale. [Jason Connolly/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/03/22/56404-nobu-okada-pendiri-astroscale.jpg)
Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), saat ini ada sekitar 9.200 ton puing luar angkasa, dengan 34.000 objek lebih besar dari 10 cm dan 128 juta objek dari lebih dari satu mm hingga satu cm.
Sejak tahun 1957, tercatat peluncuran roket telah menempatkan sekitar 10.680 satelit di orbit Bumi, sekitar 6.250 di antaranya masih berada di luar angkasa dan hanya 3.700 yang masih berfungsi.
"Jika kita tidak mengambil tindakan apa pun, luar angkasa tidak lagi berkelanjutan. Jadi, seseorang harus membersihkan tempat itu," kata Nobu Okada, pendiri Astroscale, dikutip dari Daily Mail, Senin (22/3/2021).
Baca Juga: Peringatan! Polusi Udara Dapat Naik Kembali ke Tingkat sebelum Pandemi
Okada sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa kepadatan puing-puing luar angkasa telah mencapai tingkat kritis di mana tabrakan bisa terjadi kapan saja.