Suara.com - Penelitian terbaru para ilmuwan Massachusetts Institute of Technology (MIT), menunjukkan bahwa getaran ultrasound berpotensi merusak virus Corona (Covid-19).
Getaran tersebut harus berada pada frekuensi yang digunakan dalam pencitraan diagnostik medis.
Para ilmuwan menggunakan simulasi komputer untuk memodelkan respons virus terhadap getaran di berbagai frekuensi ultrasound.
Tim ahli mengidentifikasi bahwa getaran antara kisaran 25 dan 100 megahertz, memicu cangkang dan protein lonjakan (spike protein) virus runtuh dan mulai retak dalam sepersekian milidetik.
Dampak ini ditemukan dalam simulasi virus di udara dan air.
"Hasilnya masih terlalu awal dan hanya berdasarkan data terbatas mengenai sifat fisik virus. Temuan ini adalah petunjuk pertama tentang kemungkinan pengobatan berbasis ultrasound untuk virus Corona, termasuk yang menyebabkan Covid-19," kata para ahli, dikutip dari Tech Explorist, Senin (22/3/2021).
Menurut Tomasz Wierzbicki, profesor mekanika terapan di MIT, timnya telah membuktikan bahwa di bawah eksitasi ultrasound itu, menyebabkan kerusakan yang terlihat pada kulit terluar virus dan kemungkinan kerusakan yang tidak terlihat pada RNA di dalamnya.
Sama seperti virus Corona lainnya, Covid-19 berbentuk bola dan memiliki protein yang disebut spike seperti paku yang menonjol di permukaannya.
Saat ini, para ahli masih tidak mengetahui sifat material dari paku karena ukurannya sangat kecil, sekitar 10 nanometer.
Baca Juga: Peneliti: Covid-19 Bisa Memicu Masalah Pendengaran hingga Vertigo
"Kami juga tidak tahu apa yang ada di dalam virus, di bagian berisi RNA yang dikelilingi oleh cangkang kapsid protein, sehingga pemodelan ini masih membutuhkan banyak data," kata Wierzbicki.