Suara.com - Nokia berencana memecat 10.000 karyawan dalam kurun dua tahun untuk menghemat pengeluaran. Hal ini disebabkan karena perusahaan ingin fokus pada pengembangan di bidang penelitian.
Setelah resmi menjabat tahun lalu, Chief Executive Nokia Pekka Lundmark telah membuat perubahan demi memulihkan kesalahan langkah perusahaan di bawah manajemen sebelumnya.
Akibat hal ini, ambisi Nokia soal teknologi 5G terhambat dan berdampak pada menurunnya saham perusahaan.
Lundmark dilaporkan siap melakukan apapun yang diperlukan untuk memimpin teknologi 5G dan bersaing dengan perusahaan teknologi lain seperti Ericsson dari Swedia atau Huawei dari China.
Baca Juga: Kominfo Tunda Rapat Bahas 5G dengan DPR
Dengan pemangkasan karyawan, Nokia berharap bisa hemat hingga 600-700 juta euro atau sekitar Rp 10,3-12 triliun untuk restrukturisasi dan kas hingga tahun 2023.
Meski begitu, Lundmark menjanjikan karyawan yang di-PHK ini bisa diperlakukan dengan baik oleh perusahaan.
"Prioritas saya adalah memastikan bahwa setiap orang yang terkena dampak didukung melalui proses ini," kata Lundmark, dikutip dari GadgetSnow, Rabu (17/3/2021).
Menurut juru bicara Nokia, rencana ini akan bersifat global dan kemungkinan bakal memengaruhi sebagian besar negara. Di Eropa, perusahaan telah memberi tahu departemen tenaga kerja lokal dan mengharapkan proses konsultasi segera dimulai.
Saat ini, Nokia berencana untuk meningkatkan investasi dalam bidang penelitian dan pengembangan. Perusahaan juga tengah fokus pada teknologi masa depan seperti 5G, cloud, dan infrastruktur digital.
Baca Juga: Flagship Terbaru, Nokia 8.4 5G Siapkan 108MP Penta-camera