Suara.com - Vivo masih menjadi penguasa pasar ponsel di Indonesia pada triwulan terakhir 2020 lalu, demikian diumumkan firma riset pasar IDC Indonesia seperti dilansir dari Antara, Selasa (16/3/2021).
IDC mengatakan bahwa Vivo menguasai 23,3 persen pasar ponsel Indonesia di triwulan terakhir 2020. Merek asal Tiongkok ini menguasai pasar ponsel Tanah Air berkat larisnya seri Y.
Meski demikian pangsa pasar Vivo di Indonesia menyusut sedikit dibandingkan pada triwulan tiga 2020. Ketika itu pangsa pasar Vivo di Tanah Air mencapai 24,1 persen.
Berikut daftar lima penguasa pasar ponsel Indonesia di triwulan empat 2020:
Baca Juga: Mulai Dijual 23 Maret, Harga Mi 11 di Indonesia Cuma Rp 9,9 Juta
1. Vivo dengan pangsa pasar 23,3 persen
2. Oppo (23,2 persen)
3. Xiaomi (15,3 persen)
4. Realme (14 persen)
5. Samsung (13,5 persen)
Menurut IDC Indonesia, Oppo kuat di segmen menengah (ponsel yang dijual di rentang harga 200 - 400 dolar AS atau sekitar Rp 2,9 juta hingga Rp 5,8 juta). Jagoan Oppo di kelas ini adalah jajaran seri A dan Reno.
Xiaomi, di sisi lain, memperluas pangsa pasar di segmen menengah dengan mengandalkan Redmi Note 9 Pro dan sub-merk Poco. Sementara Realme naik dari urutan kelima di kuartal ketiga dan menggeser Samsung.
Samsung, satu-satunya merek dari luar Tiongkok di daftar ini, memperkuat posisi di segmen ultra low-end, yaitu di bawah 100 dolar AS pada akhir tahun lalu. Yang jadi andalan adalah jajaran Galaxy A.
Segmen ultra low-end dan pemula Samsung menyumbang dua pertiga dari total pengiriman merek Korsel itu pada 2020 lalu. Meski demikian, Samsung dinilai kesulitan melawan dominasi Xiaomi di pasar menengah.
Baca Juga: Samsung Galaxy A32 Resmi Diperkenalkan di Indonesia
Pasar ponsel Indonesia sempat turun drastis pada paru pertama 2020. Ketika itu penjualan turun 18 persen dibandingkan periode yang sama 2019. Turunnya penjualan karena kebijakan pengetatan pergerakan warga akibat wabah Covid-19.
Meski demikian pemulihan berlangsung cepat, karena di semester kedua terdapat pertumbungan 19 persen. Pemulihan pasar ponsel didorong kebutuhan untuk mendukung berbagai aktvititas yang harus dilakukan dari rumah, termasuk sekolah dan bekerja.
Daya beli masyakarat yang lebih rendah mendorong pertumbuhan ponsel segmen pemula, berkisar di angka 100 hingga 200 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 1,4 juta hingga Rp2,9 juta). Pangsa pasar ponsel murah di Indonesia mencapai 65 persen pada 2020, naik dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 45 persen. [Antara]