NASA Deteksi Mikroba Tak Dikenal di Stasiun Luar Angkasa Internasional

Rabu, 17 Maret 2021 | 05:46 WIB
NASA Deteksi Mikroba Tak Dikenal di Stasiun Luar Angkasa Internasional
Ilustrasi mikroba. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti dari Amerika Serikat dan India yang bekerja dengan NASA, menemukan empat jenis bakteri yang hidup di tempat berbeda di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Namun, tiga di antaranya hingga kini tidak pernah dikenal sebelumnya oleh ilmu pengetahuan.

Tiga dari empat strain diisolasi pada 2015 dan 2016, di mana satu bakteri dideteksi di panel atas stasiun penelitian, ang kedua ditemukan di Cupola, yang ketiga ditemukan di permukaan meja makan, dan bakteri terakhir ditemukan di filter HEPA.

Keempat strain tersebut termasuk dalam keluarga bakteri yang ditemukan di tanah dan air tawar.

Jenis bakteri seperti itu terlibat dalam fiksasi nitrogen, pertumbuhan tanaman, dan dapat membantu menghentikan patogen tanaman.

Baca Juga: Batu Mars dalam Misi Perseverance Pakai Bahasa Navajo

Dilansir dari Science Alert, Rabu (17/3/2021), bakteri tersebut muncul di ISS kemungkinan besar terkait dengan tanaman yang ditanam para astronot selama bertahun-tahun.

Salah satu strain diidentifikasi sebagai spesies yang disebut Methylorubrum rhodesianum.

Stasiun luar angkasa. [Shutterstock]
Stasiun luar angkasa. [Shutterstock]

Sementara tiga lainnya diurutkan dan para ahli menemukan ketiganya berasal dari spesies yang sama serta belum pernah teridentifikasi sebelumnya.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Frontiers in Microbiology, ketiga strain baru itu diberi nama IF7SW-B2T, IIF1SW-B5, dan IIF4SW-B5.

Mengingat mikroba ini dapat bertahan dalam kondisi lingkungan ISS yang keras, tim ahli menempatkan keempat strain tersebut melalui analisis genetik untuk mencari gen yang dapat digunakan untuk membantu mendorong pertumbuhan tanaman.

Baca Juga: Unik! NASA Temukan Planet Asing yang Mampu Membuat Atmosfer Baru

"Ini akan lebih membantu dalam identifikasi determinan genetik yang mungkin dapat mendorong pertumbuhan tanaman di bawah kondisi gayaberat mikro dan berkontribusi pada pengembangan tanaman mandiri untuk misi luar angkasa jangka panjang di masa depan," kata tim ilmuwan yang dipimpin oleh Swati Bijlani, ahli genetika di University of Southern California.

Para peneliti menemukan bahwa strain IF7SW-B2T juga memiliki gen menjanjikan yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman.

Termasuk gen untuk enzim sitokinin, yang mendorong pembelahan sel di akar dan pucuk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI