Suara.com - Country Director Xiaomi Indonesia memastikan stok Xiaomi Mi 11 tetap aman meskipun industri ponsel saat ini kekurangan chipset Snapdragon 888. Sebagaimana diketahui, chipset terbaru Qualcomm tersebut merupakan komponen yang digunakan ponsel flagship Xiaomi.
"Kelangkaan chip semikonduktor ini memang dirasakan semua industri di dunia. Namun kami memastikan tetap menghadirkan yang terbaik untuk Mi Fans di Indonesia," kata Alvin dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/3/2021).
Alvin memaparkan, krisis ini memang tidak hanya terjadi di industri smartphone, tetapi berlaku di bidang industri lain secara global. Saat ini, terangnya, banyak industri baru yang membutuhkan chipset.
Oleh karenanya, produsen chipset seperti Qualcomm memerlukan waktu tambahan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Alvin melanjutkan, ini juga menjadi tantangan bersama untuk semua pelaku industri.
Baca Juga: Selain Mi 11, Xiaomi Akan Bawa Banyak Ponsel Flagship ke Indonesia
"Sebagai Original Equipment Manufacturer (OEM), kami memprioritaskan Snapdragon 888 untuk kebutuhan pasar Indonesia dan menyiapkan yang terbaik untuk konsumen," ungkap Alvin.
Sebagaimana diketahui, Chief Executive Qualcomm, Cristiano Amon beberapa waktu lalu menyatakan permintaan chip lebih tinggi daripada jumlah pasokan yang ada. Hal ini lantaran banyak konsumen yang beralih ke perusahaan Android lain yang biasanya banyak menggunakan chip Qualcomm.
Krisis ketersediaan chip semikonduktor ini tidak hanya mempengaruhi Qualcomm dan produsen smartphone, tetapi mengganggu produksi konsol mobil dan video game.
Kondisi krisis chip semikonduktor berawal dari kebijakan lockdown selama pandemi Covid-19 membuat produksi barang menjadi lebih sedikit. Banyak juga konsumen yang membatasi pengeluarannya untuk belanja barang mewah.
Namun saat ini, penjualan sudah kembali pulih. Para produsen chipset pun harus berjuang untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Untuk mengatasinya, Qualcomm masih memprioritaskan produksi chipset andalannya dengan mengorbankan chipset kelas bawah atau di bawah dari seri 800.
Baca Juga: Snapdragon 888 di Mi 11 Cepat Panas, Ini Kata Xiaomi
Meski begitu, Qualcomm yakin masih bisa mengatasi kekurangan chip hingga kuartal kedua. Menurut laporan, Qualcomm akan memotong sebagian pengiriman smartphone dengan beberapa perusahaan merek besar karena kekurangan berbagai komponen pembuatan chip.
Baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga turun tangan untuk membantu pendanaan senilai 37 miliar dolar AS atau Rp533,6 triliun. Bantuan ini akan diserahkan ke beberapa produsen chip, termasuk Qualcomm.
Biden mungkin bisa membantu, namun prosesnya akan berjalan lambat. Dalam memproduksi chip, Qualcomm mendesain produk mereka dan melanjutkan produksinya ke luar negeri. Artinya, mereka harus meneruskan pendanaan ke luar negeri untuk membuat pabrik baru yang menelan biaya miliaran.