Rusia Luncurkan Teleskop Luar Angkasa Raksasa di Bawah Danau Terdalam

Selasa, 16 Maret 2021 | 08:30 WIB
Rusia Luncurkan Teleskop Luar Angkasa Raksasa di Bawah Danau Terdalam
Danau terdalam di dunia, Danau Baikal Rusia. [Vadim DANILOV / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan Rusia meluncurkan salah satu teleskop luar angkasa terbesar yang ditempatkan di bawah danau terdalam di dunia, Danau Baikal di Siberia.

Teleskop tersebut telah dibangun sejak 2015 dan dirancang untuk mengamati neutrino, partikel terkecil yang saat ini diketahui.

Dijuluki Baikal-GVD, teleskop itu ditenggelamkan hingga kedalaman 750-1.300 meter, sekitar empat kilometer dari daratan di sepanjang tepi danau.

Menurut para ahli, neutrino sangat sulit dideteksi dan air adalah media yang efektif untuk melakukannya.

Baca Juga: Anies Resmikan Patung Kosmonot Soviet Yuri Gargarin di Jakarta

Dilansir dari Science Alert, Selasa (16/3/2021), teleskop tersebut terdiri dari string dengan kaca bulat dan modul baja tahan karat.

Para ilmuwan mengamati modul yang dengan hati-hati diturunkan ke perairan dalam melalui lubang persegi panjang di atas danau yang membeku.

Teleskop luar angkasa raksasa Rusia, Baikal-GVD. [Byline / Source / Credit]
Teleskop luar angkasa raksasa Rusia, Baikal-GVD. [Byline / Source / Credit]

"Sebuah teleskop neutrino berukuran setengah kilometer kubik terletak tepat di bawah kaki kami," kata Dmitry Naumov dari Joint Institute for Nuclear Research kepada AFP.

Naumov menambahkan bahwa dalam beberapa tahun teleskop akan diperluas hingga berukuran satu kilometer kubik.

Teleskop Baikal akan menyaingi Ice Cube, sebuah observatorium neutrino raksasa yang terkubur di bawah es Antartika di stasiun penelitian Amerika Serikat.

Baca Juga: Gagal Cegah Konten Tak Pantas, Rusia Resmi Batasi Twitter

Ilmuwan Rusia mengatakan teleskop tersebut adalah detektor neutrino terbesar di belahan Bumi Utara dan Danau Baikal, danau air tawar terdalam di dunia yang sangat ideal untuk menampung observatorium terapung.

Pengukuran partikel unik ini harus dilakukan jauh dari permukaan Bumi, seperti menempatkannya di dalam perairan atau tanah. Tujuannya adalah untuk mengurangi pengaruh distorsi dari sinar kosmis.

Para ahli berharap dapat menggunakan sifat partikel neutrino untuk mencapai batas alam semesta.

Menurut teori Big Bang, alam semesta berawal dari suatu ledakan objek yang sangat panas dan terus berekspansi hingga saat ini.

Teleskop luar angkasa raksasa Rusia. [Baikalgvd.jinr.ru]
Teleskop luar angkasa raksasa Rusia. [Baikalgvd.jinr.ru]

Pada 1964, fisikawan Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan sisa-sisa radiasi kosmik akibat Big Bang dalam bentuk gelombang mikro.

Penemuan neutrino diharapkan bisa melanjutkan penelitian fenomena tersebut.

Penemuan neutrino pertama kali dilakukan pada 1987 ketika partikel tersebut terdeteksi di ledakan supernova yang terjadi di Awan Magellan Besar.

Teleskop Baikal ini merupakan hasil kolaborasi para ilmuwan dari Republik Ceko, Jerman, Polandia, Rusia, dan Slovakia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI