Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan tidak ada indikasi terkait dengan pembekuan darah, yang telah dilaporkan dalam beberapa hari terakhir atas penggunaan vaksin virus Corona (Covid-19) buatan Oxford atau AstraZeneca.
WHO juga mendesak banyak negara untuk melanjutkan pemberian vaksin tersebut karena tidak ditemukannya indikasi.
Sebelumnya, otoritas kesehatan di Denmark, Norwegia, hingga Islandia menangguhkan penggunaan vaksin itu minggu ini.
Langkah ini diambil, setelah ditemukannya tromboemboli (bekuan darah yang bergerak) pada beberapa orang yang telah menerima vaksin.
Baca Juga: Perawat Austria Tewas Usai Divaksin AstraZeneca, Penyebabnya Masih Misteri
Namun, saat ini tidak ada bukti bahwa vaksin menyebabkan pembentukan gumpalan darah ini, yang tidak terdaftar sebagai efek samping dari vaksin AstraZeneca.
WHO mengatakan, komite penasihat ahli saat ini sedang meninjau laporan tersebut, tetapi bersikeras tidak ada alasan untuk berhenti menggunakan vaksin.
"Setiap sinyal keamanan harus diselidiki. Tapi itu adalah vaksin yang baik dan tidak ada hubungan sebab akibat yang telah dibuat antara vaksin dan masalah kesehatan yang dilaporkan," kata Dr Margaret Harris, juru bicara WHO, dikutip dari Independent, Senin (15/3/2021).
Menurut European Medicines Agency, hingga saat ini ada 30 kejadian tromboemboli yang dilaporkan di Eropa setelah vaksin diberikan.
WHO sedang menyelidiki kasus penggumpalan darah tersebut, tetapi mengatakan vaksinasi dapat terus berlanjut selama proses peninjauan dilakukan.
Baca Juga: Bukan Bocor dari Laboratorium, WHO Sebut Ini Kemungkinan Penyebab Covid-19
Saat ini, sekitar lima juta orang Eropa telah menerima vaksin AstraZeneca, sedangkan di Inggris mencapai 11 juta jiwa.
Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan Inggris (MHRA) juga mendesak orang-orang untuk mendapatkan vaksin ketika diminta untuk melakukannya.
"Laporan pembekuan darah yang diterima sejauh ini tidak lebih besar dari jumlah yang akan terjadi secara alami pada populasi yang divaksinasi," ucap Dr Phil Bryan, kepala keamanan vaksin MHRA.
Sementara itu, Jerman dan Portugal akan terus mendistribusikan dan menggunakan vaksin.
Pemerintah Portugal mengatakan bahwa manfaat vaksin lebih besar daripada risiko yang ditimbulkannya terhadap pasien.
Sama seperti WHO, Portugal juga tidak mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara penggunaan vaksin dan pembekuan darah.
Australia, yang telah memberikan 300.000 dosis, juga menyatakan akan melanjutkan pemberian vaksin AstraZeneca.
Pihak AstraZeneca mengatakan bahwa analisis data keamanan menunjukkan, tidak ada bukti peningkatan risiko emboli paru atau trombosis vena, pada kelompok usia atau jenis kelamin di negara tertentu dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca.