Fosil Lalat Berusia 47 Juta Tahun Ini Masih Simpan Makanan dalam Perut

Senin, 15 Maret 2021 | 14:30 WIB
Fosil Lalat Berusia 47 Juta Tahun Ini Masih Simpan Makanan dalam Perut
Ilustrasi lalat. (Suara.com/Dwi Bowo Raharjo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan menyelidiki fosil lalat berusia 47 juta tahun yang ditemukan di situs Messel Pit, Jerman, dan menemukan bahwa lalat tersebut masih menyimpan makanan di dalam perutnya.

Perut hewan tersebut tampak buncit dan penuh dengan serbuk sari. Penemuan ini merupakan bukti langsung pertama bahwa beberapa spesies lalat purba pernah memakan mikrospora dari spesies tumbuhan subtropis berbeda.

"Kandungan serbuk sari yang ditemukan di perut lalat menunjukkan bahwa lalat baru saja makan dan mengangkut serbuk sari 47 juta tahun lalu," kata Fridgeir Grímsson, ahli botani dari University of Vienna.

Ini menunjukkan bahwa hal itu memainkan peran penting dalam penyebaran serbuk sari dari beberapa taksa tumbuhan.

Baca Juga: Para Ilmuwan Pecahkan Misteri Cara Kerja Komputer Tertua di Dunia

Saat ini, hewan penyerbuk umumnya identik dengan burung, lebah, dan kupu-kupu.

Sangat sedikit yang mengaitkannya pada lalat, meskipun secara umum dianggap sebagai seranggap penyerbuk terpenting kedua.

Fosil lalat 47 tahun yag masih menyimpan makanan. [Current Biology]
Fosil lalat 47 tahun yang masih menyimpan makanan. [Current Biology]

Fosil baru ini mewakili spesies baru lalat belalai pendek purba (Hirmoneura messelense) yang tampaknya cukup menyukai serbuk sari.

Para ahli berpendapat bahwa serangga penyerbuk ini mungkin pernah mengalahkan lebah.

Serbuk sari yang ditemukan di perut lalat juga sangat terawetkan sehingga memberikan informasi tentang tamanan yang dimakannya.

Baca Juga: Takut Spesies Bumi Punah, Ilmuwan Berencana Bangun Bank Benih di Bulan

Analisis mikroskop menunjukkan bahwa terdapat jejak serbuk sari dari setidaknya empat famili tumbuhan, termasuk pohon willow air dan tumbuhan ivy, yang mungkin tumbuh di sekitar tepi hutan sebuah danau purba.

Para peneliti juga menemukan rambut panjang yang dikenal sebagai satae di dada atau perut lalat.

Meskipun tidak ada serbuk sari yang ditemukan pada rambut, namun kegunaan rambut panjang pada tubuh lalat juga bisa membawa serbuk sari ketika lalat terbang dari satu bunga ke bunga lainnya.

Sementara itu, tiga jenis serbuk sari yang tidak diketahui di dalam perut lalat juga menunjukkan bahwa lalat tersebut memakan campuran tanaman induk yang tumbuh berdekatan.

Fosil lalat 47 tahun yag masih menyimpan makanan. [Current Biology]
Fosil lalat 47 tahun yag masih menyimpan makanan. [Current Biology]

"Tampaknya lalat menghindari penerbangan jarak jauh antara sumber makanan dan mencari serbuk sari dari tanaman yang terkait erat," jelas Grimsson, dikutip dari Science Alert, Senin (15/3/2021).

Penemuan baru yang dipublikasikan di Current Biology ini mendukung hipotesis lama bahwa pada beberapa lingkungan tropis modern, lalat yang mengunjungi bunga mungkin sama pentingnya dengan beberapa lebah penyerbuk.

Temuan serbuk sari di dalam perut lalat purba juga menunjukkan bahwa ini bisa menjadi peran penting bagi serangga tersebut sejak periode Jurassic.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI