Suara.com - Seorang perempuan bekerja sebagai perawat medis (49) asal Austria, meninggal dua hari setelah mendapat vaksin virus Corona (Covid-19) AstraZeneca.
Perawat itu mengalami pembekuan darah (tromboemboli) yang parah.
Sementara perempuan lain yang menerima vaksin dari kelompok yang sama mengalami emboli paru, meskipun sekarang sudah pulih.
Kedua perempuan tersebut menerima vaksinasi di sebuah rumah sakit di Kota Zwettl, sebelah barat ibu kota Wina.
Baca Juga: Perbandingan Vaksin Covid-19 Pfizer, Moderna dan AstraZeneca
Menurut European Medicines Agency (EMA), dua laporan lain tentang kasus tromboemboli telah diterima untuk gelombang vaksinasi ini.
"Namun, saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksinasi telah menyebabkan kondisi tersebut, yang tidak terdaftar sebagai efek samping dari vaksin ini," kata pihak EMA dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari The Local, Senin (15/3/2021).
Empat negara Uni Eropa lainnya, yaitu Estonia, Latvia, Lithuania, dan Luxembourg, juga telah menangguhkan vaksinasi dari kelompok ini.
Distribusi tersebut dikirim ke 17 negara Eropa dan terdiri dari satu juta vaksin.
Sebelum otopsi pada jasad perawat dilakukan, National Office for Health System Safety (BASG) mengatakan, penyelidikan atas kematian perempuan tersebut diperlukan.
Baca Juga: Videografis: Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca
"Berdasarkan data klinis yang diketahui, hubungan sebab akibat tidak dapat ditetapkan karena kejadian trombotik bukanlah salah satu efek samping yang khas dari vaksinasi," kata BASG dalam sebuah pernyataan.
BASG menambahkan bahwa saat ini investigasi yang diperlukan sedang dilakukan.