Suara.com - Para ilmuwan mengumpulkan bebatuan dari Sabuk Isua Supracrustal, wilayah di barat daya Greenland dan menemukan bahwa bebatuan tersebut menyimpan jejak lautan magma purba tak lama setelah Bumi terbentuk.
Jejak kimia dari lautan magma kuno, bahkan lebih tua dari bebatuan itu sendiri, diperkirakan sekitar 4,5 miliar tahun lalu, ketika sebuah benda seukuran Mars menghantam Bumi.
"Ketika Bumi dan Mars bertabrakan, itu akan menyebabkan pencairan skala besar. Saat batuan cair itu mendingin dan mengkristal, Bumi secara bertahap menjadi menyerupai planet biru yang kita kenal sekarang," kata Helen Williams, profesor geokimia di University of Cambridge, dikutip dari Live Science, Senin (15/3/2021).
Meskipun sebagian besar ilmuwan menerima teori itu, tidak ada bukti geologis dari peristiwa awal sejarah Bumi tersebut.
Sekarang, penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Advances, menunjukkan bahwa batuan sabuk Isua masih memiliki jejak kimiawi yang ditinggalkan oleh proses pendinginan purba tersebut.
Williams bekerja sama dengan Hanika Rizo, profesor di Carleton University, yang sebelumnya telah mengekstraksi sampel batuan dari Sabuk Isua Supracrustal pada 2011.
![Sampel Isua. [Sciencemag]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/03/15/61096-sampel-isua.jpg)
Keduanya memilih subset batuan vulkanik dari sampel Isua dan menggergaji permukaan bebatuan yang terbuka, mengampelasnya, menghancurkannya menjadi bubuk halus, dan melarutkannya dalam asam kuat.
Pemrosesan batuan dengan cara ini memungkinkan tim untuk memeriksa isotop atau unsur kimia dengan jumlah neutron yang bervariasi di dalam sampel.
Secara khusus, tim ahli mencari isotop yang akan terbentuk saat lautan magma mengkristal.
Baca Juga: Serba-serbi Tradisi Natal di Berbagai Negara, Ada yang Mirip Kurban Nih
Model menunjukkan bahwa beberapa sisa dari kristal ini telah terperangkap di mantel bawah, dekat dengan inti Bumi, dan diawetkan selama miliaran tahun.