Suara.com - Krisis chip semikonduktor global dilaporkan turut berdampak pada pemasok kebutuhan untuk smartphone. Terbaru, produsen Qualcomm juga dilaporkan tengah mengalami kekurangan pasokan chip.
Dikutip dari PhoneArena, Minggu (14/3/2021), Samsung diperkirakan bakal mengalami situasi kekurangan chip. Kekurangan pasokan ini tidak hanya berdampak pada smartphone mid-range atau entry-level, namun ponsel flagship terbaru Samsung, Galaxy S21 series.
Masih belum jelas apakah kondisi ini bakal berdampak pada produksi seri Samsung Galaxy S21. Amat disayangkan karena seri terbaru ini lebih unggul jauh dibanding pendahulunya, Galaxy S20 series.
Namun sebagaimana diketahui, Samsung Galaxy S21 juga hadir dengan versi chipset Exynos 2100 buatan original perusahaan. Sejauh ini belum ada laporan apakah Samsung juga mengalami kekurangan chipset untuk produksi smartphone-nya.
Baca Juga: Via Mi 11, Xiaomi Jadi Merek Pertama yang Bawa Snapdragon 888 ke Indonesia
Saat ini, Qualcomm masih memprioritaskan produksi chipset andalannya dengan mengorbankan chipset kelas bawah atau di bawah dari seri 800.
Meski begitu, Qualcomm yakin masih bisa mengatasi kekurangan chip hingga kuartal kedua. Menurut laporan, Qualcomm akan memotong sebagian pengiriman smartphone dengan beberapa perusahaan merek besar karena kekurangan berbagai komponen pembuatan chip.
Chief Executive Qualcomm, Cristiano Amon beberapa waktu lalu menyatakan permintaan chip lebih tinggi daripada jumlah pasokan yang ada. Hal ini lantaran banyak konsumen yang beralih ke perusahaan Android lain yang biasanya banyak menggunakan chip Qualcomm.
Krisis ketersediaan chip semikonduktor ini tidak hanya mempengaruhi Qualcomm dan produsen smartphone, tetapi mengganggu produksi konsol mobil dan video game.
Kondisi krisis chip semikonduktor berawal dari kebijakan lockdown selama pandemi Covid-19 membuat produksi barang menjadi lebih sedikit. Banyak juga konsumen yang membatasi pengeluarannya untuk belanja barang mewah.
Baca Juga: Segera Jadi Andalan Baru, Detail Snapdragon 775 Mulai Terungkap
Namun saat ini, penjualan sudah kembali pulih. Para produsen chipset pun harus berjuang untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
Baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga turun tangan untuk membantu pendanaan senilai 37 miliar dolar AS atau Rp533,6 triliun. Bantuan ini akan diserahkan ke beberapa produsen chip, termasuk Qualcomm.
Pak Presiden mungkin bisa membantu, namun prosesnya akan berjalan lambat. Dalam memproduksi chip, Qualcomm mendesain produk mereka dan melanjutkan produksinya ke luar negeri. Artinya, mereka harus meneruskan pendanaan ke luar negeri untuk membuat pabrik baru yang menelan biaya miliaran.