Beri Daya Pangkalan Bulan, Ilmuwan Akan Bangun Menara Beton

Kamis, 11 Maret 2021 | 14:30 WIB
Beri Daya Pangkalan Bulan, Ilmuwan Akan Bangun Menara Beton
Ilustrasi Bulan. [Ponciano/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan berencana membangun menara beton dengan tinggi hitungan kilometer sebagai kekuatan dasar pangkalan awak di permukaan Bulan.

Menara tersebut hampir seluruhnya akan tertutup panel surya untuk memberi daya.

Tim ahli yang dipimpin oleh Sephora Ruppert dari Universitas Harvard, menyarankan bahwa menara dapat dibangun dengan mencampurkan tanah atau regolith Bulan.

Kemudian memanaskannya untuk membangunnya menjadi menara, proses yang tidak terlalu berbeda dari beton biasa.

Baca Juga: Cina dan Rusia akan Membuat Fasilitas Penelitian di Bulan

"Kami memilih beton karena biaya modal untuk mengangkut sejumlah besi atau serat karbon ke Bulan saat ini sangat mahal, sehingga operasi pembangkit listrik tidak mungkin dilakukan di pangkalan Bulan," ucap Ruppert, seperti dikutip dari Futurism, Kamis (11/3/2021).

Namun, dia menambahkan, beton dapat diproduksi di Bulan secara langsung dengan memanfaatkan regolith.

Air di Kutub Bulan. [NASA]
Air di Kutub Bulan. [NASA]

Untuk mendapatkan cukup sinar Matahari, Bulan memiliki wilayah yang disebut sebagai "Puncak Cahaya Abadi".

Wilayah tersebut terus terkena sinar Matahari sehingga dapat dimanfaatkan untuk penggunaan panel surya pada menara.

Namun, wilayah Puncak Cahaya Abadi hanya berukuran beberapa meter persegi dan untuk memanfaatkannya semaksimal mungkin, para ahli berniat membangun menara dalam bentuk kerucut meruncing.

Baca Juga: Rusia dan Cina Sepakat Bangun Stasiun Bersama di Bulan

Dinding menara setidaknya harus setebal 20 sentimeter untuk menopang menara setinggi beberapa kilometer. Dengan desain tersebut, menara dapat dilengkapi dengan banyak panel surya.

"Dari ketinggian setengah kilometer hingga dua kilometer, kita akan mendapatkan beberapa gigawatt," tambah Ruppert kepada New Scientist.

Menurut Universe Today, meskipun pembangunan menara ini akan memakan waktu puluhan tahun, tapi para ahli telah mulai mencari kemungkinan dan kendala yang akan diharapi dari proyek semacam itu.

Di Bumi, gedung tertinggi yang pernah dibangun adalah Burj Khalifa yang memiliki ketinggian 828 meter.

Sementara di Bulan, sangat mungkin untuk membangun menara lebih tinggi dari Burj Khalifa karena lingkungan Bulan memiliki tiga keuntungan.

Pertama, gravitasi Bulan hanya seperenam dari Bumi. Artinya, bangunan dapat menahan beratnya sendiri pada ketinggian yang jauh lebih tinggi.

Kedua, lingkungan Bulan tidak memiliki atmosfer. Dengan kata lain, pembangun di Bulan tidak perlu memperhitungkan tekanan angin kencang seperti di Bumi.

Ilustrasi Bulan. (Shutterstock)
Ilustrasi Bulan. (Shutterstock)

Terakhir, lingkungan seismik Bulan yang tenang tidak akan membuat para pembuat menara khawatir tentang efek gempa Bulan. Dengan kondisi seperti itu, menara di Bulan mungkin bisa dibangun dengan ketinggian hingga 17 kilometer.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI