Suara.com - SpaceX melakukan uji coba terbang ketinggian pesawat luar angkasa Starship SN10 pada 3 Maret lalu. Meski berhasil mendarat, tapi pesawat itu meledak sekitar delapan menit setelah mendarat.
Pendiri SpaceX, Elon Musk, kini memberikan penjelasan penyebab meledaknya prototipe tersebut. Melalui akun Twitter miliknya, Musk mengatakan bahwa pendaratan itu sebenarnya sedikit lebih tajam atau keras daripada lembut.
"Dampak 10m/s (22 mil per jam) menghancurkan bagian kaki dan bawahnya," cuit Musk.
Jika dilihat lebih dekat, pendaratan SN10 dilakukan dengan sedikit cepat dan panas, bahkan bagian bawahnya tampak memantul sedikit saat mendarat.
Baca Juga: Elon Musk Bikin Wahana Antariksa Starship
Dalam live webcast misi, terekam ada jeda diam selama hampir satu menit dari komentator SpaceX John Insprucker setelah SN10 mendarat di landasan. Pesawat itu terlihat sedikit bersandar ke satu sisi dan terbakar.
Meski menyebut pendaratan SN10 sukses, namun konsekuensi dari kaki pendaratan dan bagian bawah yang hancur, membuat beberapa bahan bakar SN10 berakhir di tempat yang tidak seharusnya.
Itu menyebabkannya meledak seperti yang dialami dua prototipe pendahulunya.
SN8 dan SN9 melakukan uji coba masing-masing pada 9 Desember 2020 dan 2 Februari 2021, tetapi keduanya menyentuh tanah dengan keras dan meledak berkeping-keping.
Sementara SN10 hampir berhasil, tapi Musk mengatakan bahwa masalah bahan bakar menyebabkan daya dorong rendah pada pembakaran pendaratan.
Baca Juga: Mau Ditraktir Miliarder Jepang Naik Roket SpaceX? Begini Caranya
SpaceX tampaknya akan terus melakukan banyak uji penerbangan dalam beberapa minggu dan bulan ke depan, mengingat perusahaan itu telah membangun SN11 sebagai penerus SN10.
"Beberapa perbaikan dalam pekerjaan untuk SN11," tambah Musk, seperti dikutip dari CNET, Kamis (11/3/2021).
SN11 telah dipindahkan ke landasan di pusat pengembangan SpaceX Starship di Boca Chica, Texas, di mana SN11 akan segera memulai pengujian sebelum upaya penerbangan dan pendaratannya sendiri.