Suara.com - Salah satu produsen chipset terbesar di dunia, Qualcomm, tengah menghadapi krisis permintaan chip. Hal ini terjadi karena penurunan penjualan akibat Covid-19 berangsur pulih.
"Kami mengalami krisis luar biasa dalam rantai pasokan chip. Kekurangan ini memengaruhi segalanya, dan tentu saja berdampak pada ponsel," kata CEO Qualcomm Cristiano Amon, dikutip dari Phone Arena, Selasa (9/3/2021).
Bahkan, Amon juga menyebut krisis ini akan terus berlanjut hingga akhir 2021. Artinya, produksi smartphone 5G juga bakal terpengaruh dan sulit didapatkan.
Untuk saat ini, ponsel yang menggunakan chipset Qualcomm 5G adalah jajaran Samsung Galaxy S21 hingga Xiaomi Mi 11. Sebagaimana diketahui, keduanya menggunakan chipset unggulan Qualcomm, Snapdragon 888.
Baca Juga: 10 Smartphone Mid-Range Terbaik Periode Februari 2021 versi AnTuTu
Krisis ketersediaan chip semikonduktor ini tidak hanya memengaruhi Qualcomm dan produsen smartphone, tetapi juga mengganggu produksi konsol mobil dan video game.
Kebijakan lockdown selama pandemi Covid-19 membuat produksi barang menjadi lebih sedikit. Banyak juga konsumen yang membatasi pengeluarannya untuk belanja barang mewah.
Namun saat ini, penjualan sudah kembali pulih. Para produsen chipset pun harus berjuang untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
Baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga turun tangan untuk membantu pendanaan senilai 37 miliar dolar AS atau Rp 533,6 triliun. Bantuan ini akan diserahkan ke beberapa produsen chip, termasuk Qualcomm.
Biden mungkin bisa membantu, tetapi prosesnya akan berjalan lambat. Dalam memproduksi chip, Qualcomm mendesain produk mereka dan melanjutkan produksinya ke luar negeri.
Baca Juga: 10 Smartphone Flagship Terkencang versi AnTuTu Periode Februari 2021
Artinya, mereka harus meneruskan pendanaan ke luar negeri untuk membuat pabrik baru yang menelan biaya miliaran. Selain itu, pembuatan pabrik juga tidak bisa dibangun dalam waktu semalam.