Menurut Muotri, minibrains manusia cenderung berbentuk bola halus, seperti kelereng kecil.
Sementara otak Neanderthal lebih kecil dan lebih tidak teratur. Otak tersebut juga butuh waktu lebih lama untuk berkembang.
Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa minibrains bagian Neanderthal lebih kacau, dalam aktivitas saraf dan menghasilkan rangkaian protein yang berbeda daripada otak manusia.
Moutri dan timnya memilih NOVA1 untuk eksperimen karena berperan dalam membentuk koneksi antar saraf.
Karena kerusakan pada gen ini dapat menyebabkan gangguan neurologis, itu menjadikannya target utama studi bagi para peneliti yang berharap dapat memahami otak.
Gen Neanderthal NOVA1 juga relatif mudah untuk disintesis. Hanya satu huruf dalam kode genetiknya yang berbeda dengan varian manusia.
![Manusia Neanderthal. [Stephane De Sakutin/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/03/08/36756-manusia-neanderthal.jpg)
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature pada 12 Februari ini, juga melaporkan bahwa perbedaan tersebut menunjukkan otak Neanderthal matang lebih cepat daripada otak manusia, membuat Neanderthal lebih cakap pada usia lebih muda.