Suara.com - Baru-baru ini, para arkeolog menemukan kerangka tiga biarawati Katolik yang dibunuh oleh tentara Soviet pada akhir Perang Dunia II di Polandia.
Penemuan menyimpulkan pencarian selama berbulan-bulan untuk tujuh kerangka biarawati yang terbunuh selama pendudukan brutal bekas Uni Soviet di negara yang dilanda perang.
Pada 1944, Red Army Rusia menginvasi Polandia saat Nazi Jerman menarik tentaranya.
Selama periode itu, pasukan Soviet berusaha merebut kendali dengan menekan militer dan tokoh agama Polandia dengan memenjarakan, mendeportasi, membunuh para tentara, pendeta, dan warga sipil Polandia.
Baca Juga: Arkeolog Ungkap Hewan Pembunuh sebelum Munculnya Dinosaurus
Perwakilan dari Polish Institute of National Remembrance (IPN) mengatakan bahwa catatan sejarah dari 1945 mendokumentasikan tentara Soviet membantai tujuh biarawati atas perintah St. Catherine dari Alexandria.
Untuk mencari tahu di mana para biarawati yang terbunuh ini dimakamkan, para arkeolog pertama kali menggali sebuah situs di Gdansk pada Juli 2020, di mana tim arkeolog menemukan sisa-sisa kerangka Suster Charytyna (Jadwiga Fahl).
Penggalian dilanjutkan di Olsztyn pada Oktober 2020 dan mengungkapkan sisa-sisa Suster Generosa (Maria Bolz), Suster Krzysztofora (Marta Klomfass) dan Suster Liberia (Maria Domnik), di mana semuanya adalah perawat di Rumah Sakit St. Mary Olsztyn.
Untuk menemukan tiga biarawati yang tersisa, para arkeolog menggali situs di pemakaman kota di Orneta yang berukuran sekitar 20 meter persegi.
Demi menemukan kuburan dari 1945, pertama-tama para ahli harus menggali kuburan terbaru yang ada di atasnya.
Baca Juga: Ngeri! Arkeolog Temukan Kepala Perempuan dari Zaman Batu di Gua
Kerangka yang akhirnya temukan diperkirakan milik tiga biarawati terakhir dalam kelompok itu diidentifikasi sebagai Suster Rolanda (Maria Abraham), Suster Gunhilda (Dorota Steffen), dan Suster Bona (Anna Pestka).
Dokumen-dokumen bersejarah, usia dan jenis kelamin kerangka, dan keberadaan sejumlah benda religius menunjukkan bahwa kerangka itu milik para biarawati yang terbunuh.
Artefak religius yang ditemukan mencakup artikel pakaian yang terkait dengan ordo St. Catherine, rosario kecil dengan manik-manik yang dipoles, rosario yang lebih besar untuk dikenakan di ikat pinggang, salib bertatahkan desain logam, dan dua medali.
"Saat Army Red menduduki kota dan wilayah, para tentara menjarah dan membakar gereja dan bangunan keagamaan. Para biarawati diperlakukan dengan kekejaman khusus," kata perwakilan IPN, seperti dikutip dari Live Science, Senin (8/3/2021).
Pada Februari 1945, pasukan Rusia mendatangi rumah sakit di Gdansk-Wrzeszcz, Olsztyn, dan Orneta, tempat para biarawati dalam ordo St. Catherine bertugas sebagai perawat.
Para tentara memukuli dan menikam pasien lalu menyerang para biarawati yang melakukan intervensi sehingga menyebabkan luka yang mengerikan.
Wajah Suster Rolanda dimutilasi dan bengkak hingga tidak bisa dikenali, sementara Suster Gunhilda ditembak tiga kali.
Menurut IPN, Suster Krzysztofora meninggal setelah bertengkar dengan seorang tentara Soviet. Pada saat kematiannya, matanya dicungkil, lidahnya dipotong, dan ditikam dengan bayonet 16 kali.
Analisis DNA dari tujuh kerangka sedang dilakukan di Forensic Medicine Institute untuk mengonfirmasi identitas para biarawati tersebut.