Sempat Berhasil Mendarat, Uji Terbang Prototipe Starship Meledak

Kamis, 04 Maret 2021 | 10:30 WIB
Sempat Berhasil Mendarat, Uji Terbang Prototipe Starship Meledak
Roket prototipe SpaceX, SN10. [Jose Romero/SpaceX/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pesawat luar angkasa Starship SN10 milik SpaceX, berhasil mendarat dengan sukses setelah uji terbang ketinggian pada 3 Maret.

Ini merupakan tonggak penting bagi perusahaan. Meskipun pesawat itu tidak berhasil menahan diri dan meledak sekitar delapan menit setelah mendarat.

SN10 (kependekan dari Serial No.10) diluncurkan dari situs SpaceX di Texas Selatan pada pukul 18:15 EST.

Pesawat itu sempat meluncur setinggi 10 kilometer dan kemudian kembali ke Bumi untuk pendaratan mulus, mencatat penerbangan selama 6 menit 20 detik setelah lepas landas.

Baca Juga: SpaceX Batalkan Peluncuran Uji Roket Prototipe Mars

Ini adalah uji terbang ketinggian ketiga untuk Starship, tetapi menjadi yang pertama dengan pendaratan sukses.

Dua pendahulunya, SN8 dan SN0, melakukan uji coba masing-masing pada 9 Desember 2020 dan 2 Februari 2021 tetapi keduanya menyentuh tanah dengan keras dan meledak berkeping-keping.

Roket prototipe SpaceX, SN10. [Jose Romero/SpaceX/AFP]
Roket prototipe SpaceX, SN10. [Jose Romero/SpaceX/AFP]

"Ketiga kalinya adalah pesona, seperti kata pepatah. Kami berhasil melakukan soft touchdown di landasan pendaratan yang menutup uji terbang Starship 10," kata John Insprucker, insinyur integrasi utama SpaceX, seperti dikutip dari Space.com, Kamis (4/3/2021).

Sayangnya, percikan api terlihat di dekat pangkalan SN10 tak lama setelah mendarat dan kendaraan tersebut meledak di landasan pendaratan sekitar pukul 18.30 EST.

SpaceX mengembangkan Starship untuk membawa orang dan muatan ke Bulan, Mars, dan tujuan jauh lainnya serta untuk menerbangkan misi lain yang dibutuhkan perusahaan.

Baca Juga: Siapa Tertarik, Taipan Jepang Sedang Mencari Teman untuk Terbang ke Bulan

CEO SpaceX, Elon Musk, berencana untuk menghentikan perangkat keras penerbangan lainnya seperti roket Falcon 9 dan Falcon Heavy serta kargo Dragon dan membiarkan Starship mengambil alih dengan membawa seluruh muatan.

Elon Musk menjelaskan Starship terdiri dari dua elemen, yaitu pesawat ruang angkasa setinggi 50 meter disebut Starship dan roket raksasa yang disebut Super Heavy, yang masing-masing dirancang agar dapat digunakan kembali secara penuh dan cepat.

Keduanya akan didukung oleh mesin Raptor generasi berikutnya dari SpaceX, sebanyak enam mesin untuk Starship dan sekitar 30 untuk Super Heavy.

Starship terakhir akan cukup kuat untuk terbang dari Bulan dan Mars, tetapi tetap membutuhkan bantuan Super Heavy untuk meluncur dari Bumi.

Setelah meluncurkan Starship ke orbit Bumi, pendorong besar akan kembali ke Bumi untuk pendaratan vertikal, seperti yang sudah dilakukan tahap pertama Falcon 9 dan Falcon Heavy.

Elon Musk percaya bahwa kombinasi daya pakai yang cepat dari Starship adalah terobosan yang akan membuat prestasi ambisius seperti pemukiman Mars menjadi layak secara ekonomi.

Sebelumnya, SpaceX berencana melakukan uji terbang Starship SN10 pada 15:14 EST, upaya itu dibatalkan setelah penyalaan mesin menemukan sesuatu yang ganjil.

Prototipe roket SpaceX yang gagal uji cova, SN10 SpaceX pada Rabu (3/3/2021). [SpaceX/AFP]
Prototipe roket SpaceX yang gagal uji cova, SN10 SpaceX pada Rabu (3/3/2021). [SpaceX/AFP]

Tampaknya, SpaceX akan terus melakukan banyak uji penerbangan dalam beberapa minggu dan bulan ke depan, mengingat perusahaan itu telah membangun beberapa penerus SN10 serta prototipe Super Heavy Pertama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI