Ilmuwan Abadikan Fenomena Petir Langka, Ini Penampakannya

Kamis, 04 Maret 2021 | 09:30 WIB
Ilmuwan Abadikan Fenomena Petir Langka, Ini Penampakannya
Fenomena petir langka dalam kilatan biru dan merah. [Noirlab.edu]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - National Science Foundation's National Optical-Infrared Astronomy Research Laboratory (NOIRLab), merilis foto luar biasa pada pekan lalu. Foto tersebut menunjukkan dua fenomena petir langka dalam kilatan biru dan merah.

Kilatan merah merupakan pelepasan listrik besar-besaran di atas awan badai petir. Para peneliti percaya bahwa kombinasi peristiwa tertentu harus terjadi untuk pembentukan fenomena ini.

Tak hanya badai petir, ketidakteraturan plasma di ionosfer juga berkontribusi dalam fenomena tersebut.

Ionosfer adalah wilayah di sekitar Bumi, kira-kira 50 kilometer dari permukaan, tempat elektron dan atom serta molekul bermuatan listrik cenderung berada. Itu diciptakan oleh sinar UV yang mengenai atmosfer.

Baca Juga: Terekam di Video, Petir Sambar Perbatasan Jogja-Magelang Tepat Depan Kamera

Fokus penelitian pada sifat fenomena ini kini telah bergeser ke asal mula peristiwa tersebut. Ada kemungkinan disebabkan oleh gerakan meteor yang melintasi atmosfer atau perbedaan dalam plasma.

Wilayah ionosfer tempat kilatan terbentuk juga merupakan lokasi meteor menghabiskan cukup banyak waktu sebelum benar-benar terbakar habis oleh udara yang lebih padat di atmosfer yang lebih rendah.

Ilustrasi petir (shutterstock)
Ilustrasi petir (shutterstock)

Sementara itu, kilatan biru berperilaku seperti petir biasa. Namun, alih-alih jatuh ke tanah, kilatan biru itu pergi dari tingkat atas awan lebih jauh ke atmosfer.

Warnanya diyakini terkait dengan ionisasi nitrogen di atmosfer yang menghasilkan emisi ultraviolet. Kilatannya pun lebih singkat dari kilat biasa, hanya berlangsung selama beberapa milidetik.

Kilat merah pertama kali difoto pada 1989 dan sejak itu telah ada ribuan pengamatan yang dilaporkan dari fenomena ini.

Baca Juga: Tetap Waspada! Awal Maret Ini Sumsel Masih Berpotensi Hujan Disertai Petir

Di sisi lain, kilat biru jauh lebih langka dengan hanya ratusan penampakan yang dilaporkan. Namun, keduanya bahkan terlihat dari luar angkasa.

Mengingat fenomena ini terjadi di atas wan, tidak ada sudut pandang yang lebih baik daripada Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Berkat bantuan Atmosphere-Space Interactions Monitor (ASIM), instrumen Eropa yang didedikasikan untuk mempelajari badai, telah mendokumentasikan beberapa peristiwa langka ini. Mengingat kelangkaannya, hasil foto ini adalah harta karun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI