Suara.com - Penguin umumnya memiliki warna bulu hitam-putih yang khas, tapi seorang fotografer satwa liar menangkap gambar penguin langka di sebuah pulau terpencil di Georgia Selatan, pada Desember 2019 dan baru-baru ini merilis fotonya.
Alih-alih berwarna hitam, penguin tersebut justru berwarna kuning dan membuatnya menjadi penguin langka.
"Seekor penguin raja berjalan langsung ke arah kami di tengah gerombolan gajah laut dan anjing laut berbulu Antartika serta ribuan penguin raja lainnya. Betapa beruntungnya aku!" tulis Yves Adams, fotografer asal Belgia dalam akun Instagramnya, seperti dikutip dari Live Science, Jumat (26/2/2021).
Saat itu, Adams sedang memimpin ekspedisi fotografi selama dua bulan melintasi Atlantik Selatan dan singgah di pantai Georgia Selatan.
Baca Juga: Viral Video Orang Jalan Seperti Penguin Usai Anal Swab Covid-19, Benarkah?
Ketika sedang membongkar perlengkapan keselamatan, dia melihat sekumpulan penguin berenang ke arah pantai, di mana satu individu penguin berwarna kuning itu langsung menarik perhatiannya.
"Saya belum pernah melihat atau mendengar tentang penguin kuning sebelumnya. Ada 120.000 burung di pantai itu dan ini satu-satunya yang berwarna kuning di sana. Kami semua menggila saat menyadarinya. Kami menjatuhkan semua perlengkapan keselamatan dan mengambil kamera kami," ucap Adams kepada Kennedy News and Media.
Penguin raja (Aptenodytes patagonicus), sama seperti penguin kaisar yang berkerabat dekat (Aptenodytes forsteri), biasanya memiliki warna putih-hitam dengan garis warna emas kekuningan di lehernya.
Menurut Australian Antarctic Program, pigmen kuning unik bagi penguin dan tidak semua spesies memilikinya. Walau begitu, penguin langka tersebut tampaknya hanya memiliki warna kuning dan kehilangan warna hitam pada bulunya, yang biasanya diwarnai oleh pigmen coklat kehitaman yang dikenal sebagai melanin.
Penguin dengan bulu yang tidak biasa relatif jarang ditemukan dan terkadang sulit untuk mengidentifikasi penyebab di balik warna langka tersebut.
Baca Juga: Mengancam Populasi Penguin, Gunung Es Terbesar di Dunia Pecah
Beberapa pewarnaan yang tidak biasa dapat disebabkan oleh cedera, pola makan, dan penyakit. Tetapi dalam banyak kasus itu disebabkan oleh mutasi pada gen burung.
Mutasi semacam itu dapat menyebabkan penguin "melanistik" yang biasanya membuat bagian putihnya berwarna hitam dan penguin "albinistik" tidak memiliki melanin sehingga berwarna putih.
Adams mengatakan kepada Kennedy News bahwa penguin kuning memiliki kondisi genetik yang dikenal sebagai leucism di mana hanya sebagian melanin yang hilang.
Dee Boersma, ahli biologi konservasi dan profesor di Universitas Washington yang bukan bagian dari ekspedisi, setuju dengan Adams.
Namun, beberapa ilmuwan lain tidak setuju dengan diagnosis tersebut.
"Saya tidak akan menyebut burung leucistic. Namun, kami memerlukan sampel bulu untuk pengujian biokimia jika kami bertujuan untuk mendokumentasikan dengan tegas. Hewan bisa menjadi albino tetapi masih memiliki pigmen non-melanin," kata Kevin McGraw, ahli ekologi perilaku integratif di Arizona State University.
McGraw menambahkan bahwa penguin telah kehilangan pigmen karotenoid atau kuning-oranye-merah di paruhnya dan pigmen melanin di bulu, namun tetap mempertahankan pigmen kuning di bulunya.
Penguin umumnya menggunakan warna tubuh dan bulu untuk berbagai fungsi, termasuk pemilihan pasangan, kamuflase, dan perlindungan dari Matahari.