Warganet Indonesia Masuk Golongan Paling Tidak Punya Adab di Dunia

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 25 Februari 2021 | 19:30 WIB
Warganet Indonesia Masuk Golongan Paling Tidak Punya Adab di Dunia
Warganet Indonesia termasuk yang paling tak punya adab di dunia. Foto: Ilustrasi sekelompok orang memegang ponsel (unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Warganet Indonesia rupanya termasuk dalam golongan yang paling tak punya adab saat bergaul di dunia digital, demikian hasil survei Indeks Keadaban Digital atau Digital Civility Index (DCI) dari Microsoft yang dirilis belum lama ini.

Studi bertajuk Digital Civility Index (DCI) 2020 itu digelar Microsoft di 32 negara dan mengamati lebih dari 16.000 responden. Dari studi itu diketahui bahwa Indonesia bersama Rusia, Afrika Selatan, dan Meksiko masuk dalam golongan paling tak punya adab di internet.

Indonesia memiliki skor DCI 76. Semakin tinggi skor, menunjukkan semakin jelek adab. Meksiko juga memiliki skor 76, disusul Rusia (80) dan yang paling jeblok adalah Afrika Selata (82).

Adapun negara-negara yang adabnya paling baik dalam pergaulan digital dunia adalah Belanda (51), Inggris (55), Amerika Serikat (56), Singapura (59), dan Taiwan (61).

Baca Juga: Microsoft Siap Bangun Data Center Pertama di Indonesia

Untuk lingkup Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara dengan adab paling buruk, sementara Singapura yang paling bagus. Di urutan kedua ada Malaysia (63), disusul Filipina (66), Thailand (69), dan Vietnam (72).

Selain Indonesia dengan warganetnya yang tak tahu adab, temuan menarik lain di Asia Tenggara dari Microsoft adalah Malaysia yang dilaporkan memiliki DCI yang paling kurang baik selama lima tahun terakhir dan Vietnam mengalami peningkatan terbaik di kawasan.

Secara total Microsoft menemukan bahwa adab warganet Asia Pasifik semakin bagus pada 2020 dengan skor 66, lebih bagus dari 2019 yang skornya 68. DCI global juga meningkat menjadi 67 dari skor kurang baik sepanjang masa tahun 2019, yang menunjukkan bahwa lebih banyak orang mengalami interaksi online yang positif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI