Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan Gavi, Aliansi Vaksin, yang akan menyediakan setidaknya 100 juta dosis pada tahun 2021 untuk didistribusikan ke negara-negara berpenghasilan rendah.
Dilansir dari IFL Science, Kamis (25/2/2021), mendapatkan akses yang adil untuk penggunaan vaksin di seluruh dunia sangat penting demi menghentikan penyebaran pandemi.
"Pengajuan kami ke WHO menandai langkah penting lainnya dalam upaya kami memerangi Covid-19 dan juga dalam komitmen teguh kami untuk memberikan akses yang adil. Jika kita ingin mengakhiri pandemi global, inovasi penyelamat hidup seperti vaksin harus dapat dijangkau oleh semua negara," kata Dr. Paul Stoffels, Wakil Ketua Komite Eksekutif dan Kepala Pejabat Ilmiah Johnson & Johnson.

Johnson & Johnson memperkirakan bahwa vaksin dosis tunggal yang dibuatnya tetap stabil selama dua tahun pada suhu minus (-) 20 derajat Celcius dan dapat disimpan pada suhu 2-8 derajat Celcius setidaknya selama tiga bulan, sehingga mudah disimpan dan didistribusikan.
Di Amerika Serikat sendiri, distribusi diharapkan segera dimulai setelah vaksin diresmikan.